“Hasilnya dibuktikan 14 Februari. Kalau Pacul kalah pasti masuk RS lah, pasti. Kenapa Pak Pacul? Malu, (kalau) korea kalah, ya malu. Saya pastikan beliau (Jokowi) akan malu kalau kalah, kita track-track-an di lapangan,” beber Pacul.
Kendati pihaknya tahu betul bagaimana strategi Jokowi di Jawa Tengah, namun semuanya tak langsung mudah bagi Pacul. Dalam podcast itu, Pacul membeberkan bagaimana selama ini dirinya membaca peta elektoral yang ia pelajari selama bertahun-tahun.
Pertama, tutur Pacul, ia bertanya kepada dirinya sendiri bagaimana situasi di lapangan. Jika sudah menemukan jawaban dan berhasil memetakan keadaan, langkah selanjutnya yang ia lakukan ialah melakukan aksi.
“Aksi itu ada dua, market driven dan ideology driven. Kalau market driven itu bergerak atas keinginan rakyat, kalau pakai strategi ini caranya hantam dengan sembako dan uang, tetapi Ibu Ketum tidak mengajarkan begitu. Alasannya itu tidak membuat rakyat pintar,” paparnya.
Merespons soal satu atau dua putaran Pemilu yang kini menjadi perdebatan, Pacul angkat bicara.
“Setiap orang boleh melakukan analisis, mau satu atau dua putaran. Bambang Pacul bertugas di Jateng buat memenangkan PDIP dan Ganjar-Mahfud. Tidak ada urusannya saya dengan satu atau dua putaran Pemilu,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi