“Karena perempuan itu banyak di rumah, dan sosialita. Artinya bisa cepet getok tular kepada yang lain,” imbuhnya.
Perempuan, Lansia, dan Disabilitas adalah kaum rentan bencana paling panik jika terjadi bencana. Namun jika ada sosialisasi bagaimana pencegahan awal bencana mereka bahkan lebih tanggap bencana.
BPBD Inisiasi Forum Pengurangan Resiko Bencana di Blora
Terkait pembentukan FPRB, Bunda Ain yang juga ketua Forum Kabupaten/Kota Sehat (FKKS) Blora, sangat setuju. Karena selain menjadi salah satu indikator 9 tatanan penilaian FKKS. Juga bisa mengkoordinir para relawan tanggap bencana se -Kabupaten Blora.
Sementara Kasubbag program BPBD Jateng Dian Fajarini Bastiyan menambahkan bahwa Blora tahun 2023 ini nilai IKD sangatlah minim sekali bahkan minus.
Padahal para relawan dan BPBD sendiri terus menerus melakukan penanganan bencana dan sosialisasi pencegahan resiko bencana.
“Ini yang perlu bersama sama sikapi. Indikator ini dapat penilaian dari pusat, dengan nanti bisa terbentuk FPRB mudah mudahan bisa meningkat. Karena kegiatan itu akan termanajemen”, kata Dian.
Semua pihak atau pentahelix sangat mendukung sekali terbentuknya FPRB di Kabupaten Blora. Karena selama ini komunitas relawan di Blora banyak sekali, namun belum teroganisir dengan baik.
Sehingga kegiatannya belum terdeteksi di pusat, meskipun mereka sudah malang melintang menjadi relawan tangguh dalam menghadapi setiap bencana. (*)
Editor: Elly Amaliyah