Jateng

Brebes Terluas, DKP Jateng Siapkan Revitalisasi 15 Ribu Hektare Tambak Nganggur di Pantura

×

Brebes Terluas, DKP Jateng Siapkan Revitalisasi 15 Ribu Hektare Tambak Nganggur di Pantura

Sebarkan artikel ini
Tambak Pantura | Ikan MBG
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi, saat dijumpai di Kantor DPD RI Jawa Tengah, Kota Semarang, belum lama ini. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Program revitalisasi tambak di pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa mulai digarap serius. Jawa Tengah mendapat jatah 15.250 hektare dari total 78.550 hektare lahan tambak idle atau menganggur yang akan diaktifkan kembali dalam tiga tahun ke depan.

Berdasarkan data yang beritajateng.tv terima dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah pada Kamis, 16 Oktober 2025, lahan tambak yang siap revitalisasi tersebar di 11 kabupaten/kota pesisir, mulai dari Brebes hingga Rembang.

Jawa Tengah mendapat jatah 15.250 hektare tambak dari program nasional revitalisasi Pantura. Namun, lahan siap garap yang baru DKP Jawa Tengah verifikasi saat ini baru seluas 3.246,1 hektare.

Lahan terluas berada di Kabupaten Brebes (722,8 hektare), berlanjut Pemalang (416,9 hektare), Pekalongan (642,6 hektare), dan Pati (615,5 hektare). Sisanya tersebar di Tegal, Batang, Kendal, Demak, Jepara, Rembang, dan Kota Pekalongan.

BACA JUGA: Pencari Ikan Tewas Tenggelam di Tambak Gemulak Demak, Polsek Sayung: Debit Air Sedang Tinggi

“Intinya, kebijakan ini kami dukung sepenuhnya. Pak Gubernur juga sudah mengirim surat kepada pemerintah pusat dalam rangka mendorong program ini,” ujar Kepala DKP Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi, Kamis, 16 Oktober 2025.

Endi menjelaskan, program revitalisasi tambak ini merupakan penjabaran dari Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto yang fokus pada kemandirian pangan dan energi.

Di sektor kelautan dan perikanan, kata Endi, program itu tertuang melalui roadmap ekonomi biru, termasuk program “pangan biru” untuk mendukung ketahanan pangan nasional di bidang kelautan.

Revitalisasi tambak Pantura dan pengembangan modeling budidaya

Endi menuturkan, kebijakan utamanya mencakup revitalisasi tambak Pantura dan pengembangan modeling budidaya, seperti udang vaname, rumput laut, kepiting, nila salin, dan komoditas lain.

Tak hanya itu, DKP Jawa Tengah juga menyiapkan Kampung Budidaya Tematik di beberapa daerah. “Fungsinya untuk meningkatkan produktivitas, terutama komoditas nila salin. Komoditas ini targetnya bisa menjadi komoditas ekspor,” jelas Endi.

Pihaknya membeberkan alasan mengapa memilih nila salin. Kata Endi, pemilihan nila salin karena adaptif terhadap kadar salinitas air payau hingga 10–15 ppt, memiliki tekstur daging lebih padat daripada nila air tawar, hingga memiliki potensi pasar ekspor yang lebih besar.

“Pemerintah pusat menargetkan revitalisasi 78.550 hektare tambak di tiga provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, untuk meningkatkan produktivitas perikanan budidaya,” sambungnya.

BACA JUGA: Duh! Bekas Tambak di Tambakrejo Semarang Kini Jadi Pulau Sampah, Bikin Warga Resah

Lebih jauh, Endi mengingatkan tambak-tambak idle di Pantura sejatinya pernah menjadi lumbung produksi udang pada era 1990-an. Namun, saat itu, kaya Endi, pengelolaan tidak ramah lingkungan. Tambak dikelola tanpa kaidah teknis, hingga merebak penyakit spot disease yang mematikan seluruh populasi udang.

“Banyak tambak yang pengelolaannya asal-asalan; misalnya kolam di satu sisi sudah panen tapi sisi lainnya baru isi air. Akibatnya virus menyebar, semua tambak di Pantura habis dan terbengkalai,” ujarnya.

Program revitalisasi kali ini, tutur dia, akan memperbaiki tata kelola dari hulu hingga hilir.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan