Lebih lanjut, Muntafingah menyebut rata-rata para Lansia yang mengikuti pesantren di bulan Ramadhan ini berusia 60 hingga 70 tahun lebih. “Mereka berniat ikut pesantren Lansia Ramadhan untuk bertobat, menyiapkan bekal ilmu agama di akhir usia dan untuk menjadi manusia yang berkualitas,” ujarnya.
Selama bulan puasa, kegiatan berfokus di akhir pekan (weekend) dengan berbagai kegiatan. Salah satunya semaan Al-Quran, menuntut ilmu agama, olahraga dan berkebun.
Sebagaimana yang kita ketahui, pesantren kilat di bulan suci menjadi aktivitas tahunan yang tentunya rutin terlaksana.
Pelaksanaan pesantren kilat ibarat bengkel karakter manusia. Jika di luar bulan suci ini banyak melakukan kesalahan, melalui pesantren kilat bisa menjadi sarana untuk muhasabah diri dan memperbaiki amalan kehidupan.
Tak jarang jika ada banyak pesantren yang menjadikan aktivitas ini sebagai aktivitas yang wajib. Hal tersebut karena untuk menyegarkan kembali keimanan yang sempat menurun akibat efek dosa yang menutupi hati (*).
Editor: Andi Naga Wulan.