Beras premium dengan ketentuan HET tersebut juga digunakan dalam program bantuan pangan yang disalurkan kepada pengemudi ojek online.
“Beras yang kami berikan dalam bantuan itu adalah beras premium dengan harga maksimal Rp14.900 per kilogram,” jelas Sri Muniati.
Pengawasan harga dan distribusi tidak hanya menyasar pasar tradisional, tetapi juga ritel modern. Seluruh titik penjualan menjadi sasaran monitoring agar harga pangan tetap stabil selama momentum Nataru.
Harga dan stok tetap aman hingga akhir tahun
Dengan langkah-langkah tersebut, Bulog optimistis ketersediaan dan harga bahan pokok di Jawa Tengah tetap aman dan terkendali hingga akhir tahun, sehingga masyarakat dapat menjalani perayaan Natal dan Tahun Baru dengan lebih tenang.
Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, harga cabai sempat meroket hingga Rp70.000. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah memastikan bahwa harga kini mulai berangsur turun.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, July Emmylia, mengatakan bahwa cuaca menjadi penyebab utama kenaikan harga. Musim hujan yang tengah berlangsung membuat produksi cabai menurun sehingga pasokan ikut terganggu.
BACA JUGA: Antisipasi Inflasi Nataru, Pemerintah Beri Bantuan Pangan Murah ke 500 Driver Ojol Semarang
“Sekarang kan lagi musim hujan, produksi menurun. Kemarin itu sempat tertinggi Rp70.000, sekarang sudah berangsur turun menjadi Rp60.000 per kilogram,” ujar Emmy.
Untuk mencegah gejolak harga yang lebih besar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng mengandalkan aplikasi Sejagat, platform yang memantau stok dan disparitas harga kebutuhan pokok secara real-time.
Melalui sistem tersebut, petugas dapat langsung melakukan pengecekan ketika terdapat selisih harga yang tidak wajar. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













