“Mengajari teman-teman difabel wajib sabar. Butuh proses dan empati,” ungkapnya.
Pengalaman jadi penyandang disabilitas
Saat ditelisik lebih jauh, niat mulia Ida dalam memberdayakan penyandang disabilitas bukan tanpa alasan. Ia sendiri adalah penyandang disabilitas daksa karena tidak bisa berjalan.
“Usia 3 tahun sempat sakit demam tinggi lalu disuntik dan akhirnya polio. Dari situ akhirnya kaki nggak bisa digunakan,” kisahnya.
Meski begitu, hal itu tak membuat Ida tumbuh menjadi pribadi yang murung. Ia bahkan giat mengikuti berbagai kursus. Tak terkecuali kursus menjahit.
Hingga akhirnya pada tahun 1996, ia mulai merintis vendor spesialis kebaya bernama Ida Modiste.
Tidak hanya orang-orang biasa, pelanggan Ida Modiste juga berasal dari kalangan eksekutif mulai dari pejabat.
Sebut saja mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Semarang Hevearita H Rahayu, dan lainnya.
“Kalau kata pelanggan, kebaya kita itu harga kaki lima, tapi produk bintang lima,” tandasnya bangga. (*)
Editor: Farah Nazila