SEMARANG, beritajateng.tv – Museum Ranggawarsita secara berkala rutin merawat puluhan koleksi yang mereka punya, baik arca maupun benda purbakala berusia ratusan tahun. Pembersihan bukan hanya tugas semata, melainkan sebagai usaha untuk mencegah kerusakan pada benda bersejarah itu.
Yudha Herprima, seorang konservator di Museum Ranggawarsita, menjelaskan bahwa terdapat beberapa jenis kerusakan yang dapat terjadi pada koleksi peninggalan Sejarah. Antara lain, kerusakan fisik, kerusakan biologis, dan kerusakan kimia.
Kerusakan fisik, jelas Yudha, seperti patah, retak, atau aus penyebabnya sering kali oleh penanganan yang tidak tepat pada saat pengangkatan atau penyelamatan temuan. Sementara kerusakan biologis dapat dipicu oleh organisme seperti lumut, alga, dan ganggang.
Sementara itu, kerusakan kimia bisa terjadi akibat proses penggaraman atau karena pengaruh kristalisasi garam dari air hujan yang masuk ke dalam pori-pori benda-benda tersebut.
BACA JUGA: Pameran Kolaborasi 33 Museum Tarik Minat 5.000 Pengunjung
Ia menambahkan, pembersihan koleksi museum umunnya melalui dengan beberapa langkah. Langkah pertama, khusus koleksi berbahan batu yaitu dengan terlebih dahulu mengidentifikasi jenis kerusakan, yakni melalui pengukuran dimensi dan pendokumentasian seluruh koleksi.
Menurutnya, pendokumentasian merupakan salah satu langkah penting untuk memberikan data analisa terkait kerusakan yang terjadi pada koleksi tersebut.
“Jadi kita punya rekaman data tentang kondisi kerusakan awal sebelum kita melakukan proses perawatan lebih lanjut,” terang Konservator di Museum Ranggawarsita Yudha Herprima kepada beritajateng.tv, beberapa waktu yang lalu.