SEMARANG, beritajateng.tv – Museum Ranggawarsita memindahkan salah satu koleksi tertuanya yaitu sembilan buah meriam peninggalan Belanda produksi abad ke-17 pada Senin, 30 Oktober 2023. Hal tersebut sebagai salah satu upaya memuliakan koleksi di museum yang diresmikan pada tahun 1989 itu.
Kepala Museum Ranggawarsita, Sugiharto mengatakan meriam yang berada di pagar depan museum saat ini sudah terbengkalai dan tidak lagi menarik minat pengunjung. Pihaknya kemudian memutuskan untuk memindahkan sekaligus merawat ulang koleksi berusia tua tersebut.
“Meriam-meriam itu sudah tidak bisa pengunjung nikmati karena terjadi penurunan tanah, terhalang oleh taman kota, dan terkesan kumuh,” katanya kepada beritajateng.tv di sela-sela proses pemindahan meriam.
Nantinya, pemindahan meriam berlokasi di bekas tempat batu raksasa atau di sebelah kanan bangunan joglo Museum Ranggawarsita. Kebetulan, kata Sugiharto, pondasi dari batu raksasa yang merupakan saksi bisu meletusnya Gunung Merapi pada tahun 2006 silam telah retak.
BACA JUGA: Tidak Ada Hubungannya dengan Klenik, Begini Prosesi Pencucian Keris Koleksi Museum Ranggawarsita
Oleh karena, kesembilan buah meriam akan ditelakkan di bekas lokasi batu sementara batu raksasa akan menempati sisi kiri bangunan joglo tepat di samping patung kuda ikon Museum Ranggawarsita.
“Lokasi yang baru sangat, paling tidak pengunjung yang mau masuk museum atau yang tidak, saat turun dari mobil atau parkiran bisa langsung melihat, kita hadapkan sejajar dengan joglo ini,” lanjutnya.
Iktiar menjaga warisan penuh sejarah
Sebelumnya, penemuan kesembilan meriam tersebut terjadi pada saat penggalian pondasi Gereja Bethel di Jalan Gajah Mada pada tahun 1987 silam.