SEMARANG (BeritaJateng.tv) – Setiap orang memiliki sebuah harapan dan impian, untuk melangkah jauh lebih baik lagi. Kesuksesan seseorang juga tak lepas dari sosok-sosok penting yang menginspirasi, seperti halnya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Indriyasari SE MAP, yang terinspirasi dari sosok lurah di tempat tinggalnya.
“Saya itu, dulu malah tidak ada keinginan untuk menjadi CPNS, saya pengennya kerja di bank. Ketika melihat tetangga saya yang menjabat seorang lurah, yang juga seorang wanita,
saya selalu mengamati kegiatan dan kesibukan beliau untuk membantu dan menyemangati warganya,” kata Iin panggilan akrab Indriyasari.
Selama rentang waktu pengamatannya terhadap tetangga yang menjadi lurah, Iin menjadi termotivasi untuk menjadi pegawai negeri sipil.
Kegiatan seabrek yang dilakukan lurahnya, seperti kerja bakti, bakti sosial dan memberikan motivasi warganya di setiap kegiatan yang melibatkan massa, telah menginspirasi dirinya untuk membalikkan keinginannya menjadi pegawai baik.
“Bu Lurah di lingkungan saya sangat aktif. Kalau ada kerja bakti selalu ikut, ada kegiatan sosial selalu tampil, baik tingkat RT maupun RW. Jika memberikan sambutan, Bu Lurah pun selalu memberikan motivasi kepada warganya. Kok pinter dan terlihat asyik ya. Nah, dari situlah saya tertarik untuk mencoba terjun di dunia pemerintahan,” kata Iin.
Iin menceritakan proses awal dirinya bisa menjadi Kepala Disbudpae Kota Semarang penuh dengan rintangan dan cobaan yang tidak bisa dilupakan. Mengawali karir di bagian administrasi pembangunan Kota Semarang, Iin akhirnya bisa menggenggam jabatan Kepala Disbupar.
“Ketertarikan saya pada sosok Bu Lurah yang sangat aktif untuk mengabdikan diri sebagai aparatur sipil negara membawa berkah tersendiri bagi saya. Kerja yang luar biasa dan aktif untuk turun ke tengah-tengah warga, eh malah membuat saya juga pengin jadi lurah,” paparnya.
Kendati selama berkarier di lingkungan PNS belum pernah mendapat amanah menjadi lurah, dan hanya diterima di bagian administrasi pembangunan, namun Iin mengaku tetap bersyukur atas anugrah Ilahi ini.
“Rejeki saya saat itu hanya menjadi pegawai administrasi saja. Kondisi ini, tentu sangat jauh berbeda jabatan lurah. Menjadi pegawai administrasi pembangunan, saya harus selalu bekerja di kantor. Tugas administrasi juga cukup vital, yakni menjaga dokumen-dokumen penting pemerintah yang harus dijaga kerahasiaannya”.
Kondisi berbeda dialami Iin saat dipercaya Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk menjadi Kepala Disbudpar. Pasalnya, seorang Kepala Dinas dituntut bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat, khususnya terkait dengan kebudayaan dan pariwisata.
“Kalau dulu pas jadi admin, saya sering di kantor aja, kareba harus menjaga kerahasiaan dokumen pemerintah. Saat saya menjabat dan terpilih jadi kepala dinas, saya harus lari sana, lari sini, ketemu dengan masyarakat, berjumpa dengan banyak wartawan. Menurut saya, apa yang saya kerjakan saat ini, adalah salah satu bentuk tanggung jawab dari jabatan kepala dinas. Tugas baru saya ini penuh tantangan dan mengasyikan juga. Saya bisa menambahkan ilmu dan pengalaman di sini,” tandasnya.
Soal kiat-kiat untuk meraihjabatan ini, Iin mengaku harus melewati proses yang panjang. “Waktu itu, ketika ada info seleksi pendaftaran kepala dinas di bidang lain-lain, saya langsung daftar, tapi tidak lolos seleksi, karena harus ada tahapan-tahapan untuk bisa lolos. Dari hal itu, bagi saya itu menjadi sebuah pembelajaran dan pengalaman saya, bahwa dalam seleksi, butuh kematangan dan kesiapan keseluruhan,” jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, ketika ada lowongan untuk menjadi Kepala Disbudpar, Iin mencoba untuk mendaftar lagi dan mengikuti seleksi. Belajar dari kegagalan, Iin akhirnya mampu lolos dan terpilih menjadi Kepada Disbudpar Kota Semarang.
“Sara belajar dulu, kita sharecing. Saya berkordinasi kepada masyarakat, tanya-tanya termasuk kepada anak-anak saya. Apa sih yang perlu dibenahi dari sektor kebudayaan dan pariwisata Kota Semarang ini. Anak saya cuma bilang gini, emangnya di Semarang mau ngapain. Kita kalau datang ke Semarang itu belum tau kita mau ngapain. Temen-temenku belum tau, kata anak saya,” katanya.
Atas masukan-masukan itu, Iin kemudian membuat konsep bagaimana pariwisata Kota Semarang ke depan, termasuk melakukan sinergitras antara seni dan budaya serta kearifan lokal.
Pada akhirnya, setelah melewati perjuangan panjang, Iin pun lolos seleksi dan akhirnya bisa menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang hingga saat ini. Terlepas dari itu semua, semangat dan kerja keras harus diiringi dengan doa dan impian yang pasti.
“Alhamdulillah, berkat dukungan dari beliau Bapak Wali Kota Semarang, berkat doa masyarakat, warga Kota Semarang juga, di tahun 2018, sudah banyak respon positif dari tamu-tamu luar kota yang berkunjung ke Kota Semarang. Alhamdulillah perkembangan Kota Semarang kini semakin luar biasa. Terutama sektor pariwisatanya,” ujarnya.
Di sisi lain, Iin mengaku insfrastuktur Kota Semarang sangat mendukung kemajuan sektor pariwisata dan destinasi-destinasi wisata. Bahkan, di tahun depan, Wali Kota Hendrar Prihadi membuat gagasan menajubkan, yakni wisata helikopter keliling Kota semarang.
Tidak cuma itu saja, lanjut Iin, warga Semarang juga akan diberikan kejutan dari dunia pariwisata. Pemkot Semarang kini tengah mempersiapkan sejumlah wisata, baik laut maupun darat. Kita tunggu saja kejutan tersebut. (Ak/El)