Scroll Untuk Baca Artikel
Ekbis

Cerita UMKM Wonogiri Raih Omset Rp 200 Juta per Bulan, Kembangkan Roti Gaplek jadi Cemilan Gluten Free

×

Cerita UMKM Wonogiri Raih Omset Rp 200 Juta per Bulan, Kembangkan Roti Gaplek jadi Cemilan Gluten Free

Sebarkan artikel ini
Inagiri
Owner Inagiri, Yudi, saat ditemui beritajateng.tv di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Wonogiri, Rabu 19 Juli 2023. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

WONOGIRI, beritajateng.tv – Gaya hidup sehat kini tengah diminati banyak orang. Mengganti pola makan dengan mengonsumsi produk rendah kalori hingga gluten free salah satunya. Hal ini yang kemudian dimanfaatkan owner Inagiri, Yudi. Ia merupakan salah satu pengusaha UMKM Wonogiri.

Pengusaha UMKM Wonogiri, Jateng tersebut menyadari wilayahnya kaya akan hasil ubi kayu. Terlebih, Yudi ingin mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat namun dengan harga terjangkau.

“Produk utama kami awalnya roti gaplek, kemudian kita inovasi jadi tepung singkong, kita fermentasi jadi mokaf. Tepung mokaf itu kan kelebihannya gluten free. Segmen pasarnya ini kita sasar orang yang sedang diet, yang pilih gluten free,” ujar Yudi kepada beritajateng.tv di stan UMKM Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Wonogiri, Rabu 19 Juli 2023.

BACA JUGA: Turun Sosialisasi ke Wonogiri, Cucu Megawati Ndlosor Ukir Kayu hingga Main Gamelan

Ubi kayu atau gaplek kerap kali dipandang sebelah mata. Namun, tak ada yang menyangka bahwa merintis usaha ini sejak tahun 2017 berhasil mengantarkan Yudi raih omset hingga Rp 200 juta per bulan.

Meskipun sempat turun drastis akibat pandemi Covid-19, Yudi tetap semangat menjalankan home industry miliknya. Penggunaan e-commerce hingga TikTok shop ia maksimalkan untuk menjangkau banyak pelanggan.

“Dari merintis di tahun 2017, sudah menyasar terutama memaksimalkan di bidang teknologi. Kita bikin website, kita ikut perkembangan juga sekarang ikut tiktok. Tim marketing kita maksimalkan itu semua,” ucapnya.

UMKM Wonogiri produksi brownies mokaf

Ia menuturkan, semula usahanya beromset Rp 10 juta hingga Rp 20 juta per bulan. Kemudian ia memaksimalkan penjualan melalui medsos dan menerapkan sistem distributor, agen, serta reseller.

“Ketika masuk ke distributor pasti kita jual harganya beda dengan agen,” sambung Yudi.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan