Ia sendiri memperkirakan kerugian mencapai puluhan juta akibat suhu panas ini.
“Kita operasional harus tetap jalan. Nggak mungkin kita berhentikan,” tekannya.
Kehilangan potensi panen sebanyak 2-3 ton selada
Sandi mengaku baru kali ini mengalami gagal panen akibat suhu panas. Sebelumnya, dalam sekali panen ia bisa menghasilkan selada hingga mencapai 2-3 ton setiap bulannya.
Kini, dirinya terpaksa memberhentikan pasokan selada ke pelanggannya akibat gagal panen. Ia pun berharap suhu di bulan November dapat berangsur normal sehingga ia dapat kembali menyemai bibit baru pada awal bulan Desember.
“Baru kali ini gagal panen. Biasanya kita panen satu bulan 2 ton -3 ton. Terpaksa harus memberhentikan pelanggan kita,” papar Sandi yang sudah menjadi petani selada sejak tahun 2019 itu.
BACA JUGA: [Video] Budidaya Selada Hidroponik
Di sisi lain, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu yang lalu menyebut cuaca ekstrim karena El Nino memang dapat menimbulkan potensi gagal panen di Indonesia.
Ia memprediksi, sebanyak 560.000 hektare (ha) areal pertanian terancam mengalami kekeringan ekstrem akibat El Nino.(*)
Editor: Farah Nazila