Saat ini, Sahabat Mata juga aktif mengelola pembelajaran braille online dengan lebih dari 200 peserta.
Selama melaksanakan Tadarus Al-Quran braille online ini, Basuki mengungkapkan beberapa tantangan. Antara lain kendala sinyal, pendamping, hingga biaya.
Misalnya Basuki ingin setiap kali tadarus peserta didampingi oleh pendamping yang non tunanetra. Namun kenyataannya, banyak peserta yang masih kesulitan mencari pendamping.
“Salah satu yang coba kita ingin ubah itu adalah kebiasaan teman-teman tunanetra ketika berinteraksi dengan non tunanetra itu lemah. Tapi ternyata mencari pendamping bagi tunanetra itu sesuatu yang luar biasa sulit,” katanya.
BACA JUGA: Berkarya di Tengah Keterbatasan, Penyandang Tunanetra Siaran Radio hingga Gelar Pelatihan
Namun demikian, tantangan tersebut tak mengurangi niat peserta untuk semangat mengikuti tadarus tiap harinya.
“Harapannya kegiatan ini bisa memotivasi teman-teman non tunanetra untuk semangat tadarus Al-Quran juga,” tandas Basuki. (*)
Editor: Farah Nazila