Scroll Untuk Baca Artikel
Pendidikan

Daya Tampung SMA/SMK Negeri Jateng Hanya 40 Persen, Ombudsman Singgung Pembiayaan Sekolah Swasta dari APBD

×

Daya Tampung SMA/SMK Negeri Jateng Hanya 40 Persen, Ombudsman Singgung Pembiayaan Sekolah Swasta dari APBD

Sebarkan artikel ini
Sekolah Negeri | Jawa Tengah Sekolah Swasta
Salah satu SMA Swasta di Kota Semarang, SMA Kolose Loyola. (Foto: loyola-smg.sch.id)

SEMARANG, beritajateng.tv – Kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Negeri di Jawa Tengah hanya menampung sekitar 40 persen atau 221.859 kursi dari lulusan SMP/MTs yang berjumlah 541 ribu.

Kenyataannya, akses pendidikan gratis dan berkualitas menjadi tanggung jawab pemerintah.

Oleh sebab itu, Ombudsman RI mendorong agar sekolah swasta mampu ikut serta dalam proses PPDB di bawah naungan Pemerintah, utamanya dalam menampung lulusan SMP/MTs tersebut.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, Siti Farida menyebut salah satu jalan ialah dengan pembiayaan dari APBD.

Bahkan, kata Farida saat beritajateng.tv konfirmasi pada Rabu, 31 Juli 2024, pengajuan yang banyak datang ke pihaknya ialah soal penerimaan SMA/SMK.

BACA JUGA: Tak Hanya di Sekolah Negeri, Swasta pun Ada, Ini Macam Bantuan Pendidikan untuk Siswa Kurang Mampu

“Hingga saat ini, kita memang harus mengakui bersama untuk jumlah pengajuan yang cukup banyak memang di SMA/SMK,” aku Farida.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah mencatat sebanyak 102 ribu lebih calon peserta didik (CPD) yang mengikuti seleksi PPDB ternyatakan tidak lolos.

“Tentu kami bisa memahami. Karena, kuota atau ketersediaan bangku kuota SMA/SMKN itu terbatas daripada dengan jumlah lulusan SMP dan MTs,” lanjutnya.

Terlebih, lanjut Farida, masih terdapat belasan blank spot atau kecamatan di Jawa Tengah yang tak punya SMA/SMKN.

Maka tak heran, Farida menyebut ada anak-anak lulusan SMP di wilayah tersebut yang tidak memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan di sekolah negeri sekitar tempat tinggalnya.

“Kami sama-sama sedang mencermati bagaimana solusi untuk wilayah yang blank spot, artinya wilayah-wilayah yang memang di situ tidak ada SMA/SMKN,” imbuhnya.

Perlu optimalkan Eksistensi sekolah swasta, Ombudsman Jawa Tengah singgung kolaborasi

Guna menyelesaikan polemik itu, Farida menilai pemerintah perlu melihat eksistensi sekolah swasta yang menurutnya perlu pengoptimalan.

Tinggalkan Balasan