Border Hell, pengungkapan perjudian online di Myanmar
Border Hell membongkar praktik gelap jaringan penipuan dan perjudian online yang berkembang liar di sepanjang perbatasan Myanmar. Lebih dari 120.000 orang terjebak dalam perbudakan digital. Mereka juga di paksa bekerja dalam pusat-pusat kejahatan siber yang tak terjangkau hukum.
Dokumenter ini membuka mata dunia terhadap wajah kejam teknologi ketika sindikat kriminal transnasional menggunakannya.
“Ini bukan sekadar kisah kami, tetapi kisah ratusan ribu korban yang terperangkap dalam jerat mafia digital,” ujar tim Deduktif.id dalam pernyataannya.
“Kami bangga dapat menunjukkan kekuatan kolaborasi internasional. Namun kami juga ingin mengingatkan: jurnalisme investigatif masih harus dibayar mahal. Terutama di wilayah dengan kebebasan pers yang kian terancam,” lanjutnya.
Deduktif.id juga menyoroti kondisi jurnalisme investigatif di Indonesia yang semakin terdesak. Intimidasi, tekanan, hingga ancaman legislasi yang membungkam menjadi tantangan nyata.
“Pemerintah bahkan menggagas undang-undang yang dapat membatasi ruang gerak jurnalis investigasi di platform siaran. Ini alarm keras bagi demokrasi,” katanya.
BACA JUGA: Tiga Guru dari Kota Semarang Raih Penghargaan Inovasi Nasional di Jambore GTK 2024
Penghargaan ini pun untuk para jurnalis yang terus berjuang di garis depan. Di Myanmar, Palestina, dan berbagai wilayah dunia lainnya, yang tetap teguh mengungkap kebenaran meski nyawa menjadi taruhannya.
“Kita perlu menjaga nyala semangat jurnalisme bermutu. Melalui kolaborasi dan keberanian, kita bisa terus menyalakan cahaya di tengah bayang gelap ketidakadilan,” tuturnya. (*)
Editor: Farah Nazila