Jika pengelolaannya tak berjalan dengan baik, Wahyu menegaskan rusaknya ekosistem sangat mungkin terjadi.
“Kita punya wilayah konservasi yang ada terumbu karang, itu bisa tertutup dan timbul pulau baru, ini salah satunya. Sedimentasi yang bermuara ke laut juga berdampak, seperti di Demak,” jelasnya.
KKP pastikan tak ada lapal melintas di laut konservasi Demak
Sedimentasi di laut itu, tutur Wahyu, akan dimanfaatkan untuk reklamasi.
“Kedua, yang berlumpur dari darat itu saya minta untuk direvitalisasi menjadi hutan mangrove,” sambungnya.
Hingga saat ini, wilayah Morodemak yang sudah masuk konservasi menurut Wahyu telah mencapai 29,2 juta hektare dari target 29,7 hektare.
BACA JUGA: Sekar Bank Jateng Salurkan Bantuan ke Warga Terdampak Banjir di Pati, Kudus, dan Demak
Pihaknya pun mengklaim wilayah konservasi itu telah terdaftar pada International Maritime Organization (IMO) agar tak terlintas oleh kapal, baik itu kapal penumpang maupun kapal barang.
“Daerah konservasi ini tidak boleh terganggu, karena dia adalah sebagai titik intinya yang mampu produksi oksigen, menyerap karbon, dan sebagai tempat pemejahan biota laut,” paparnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi