SEMARANG, beritajateng.tv – Aksi sopir truk untuk memprotes aturan kendaraan Over Dimension dan Over Load (ODOL) masih berlanjut sepanjang Jumat, 20 Juni 2025 pagi hingga siang.
Ratusan sopir dan awak truk dari wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya memusatkan aksi di jalan protokol depang gedung DPRD Kabupaten Semarang di Ungaran.
Mereka memarkir truk mereka di Jalan Diponegoro, Ungaran, hingga memenuhi tiga lajur jalan, mulai depan RSUD Gondo Suwarno hingga depan masjid Istiqomah, Ungaran.
Praktis hanya satu lajur jalan yang tersisa untuk arus lalu lintas dari arah Semarang menuju Bawen. Sehingga, kendaraan dari arah Semarang harus merambat pelan.
Sementara itu, arus lalu lintas sebaliknya teralihkan ke ruas Jalan Slamet Riyadi-Jalan Kartini-Jalan HOS Tjokroaminoto, dan Jalan Ki Sarino Mangunpranoto hingga Jalan Perintis Kemerdekaan.
BACA JUGA: Protes Kebijakan ODOL, Ratusan Awak Truk Blokir Jalur Semarang-Solo, Tingkir Salatiga Lumpuh
Listiyo (46), salah seorang sopir menilai penguasa terlalu seenaknya sendiri dalam membuat peraturan. Sebab, sama sekali tak berpihak kepada rakyat kecil, khususnya sopir.
Selama ini, ungkapnya, dalam mencari nafkah sopir truk selalu tertib, tetapi di lapangan sering berhadapan dengan aturan-aturan yang tidak jelas.
Menurutnya, selama ini sopir terlalu mendapat tekanan, belum lagi jika kena palak preman. “Kita ini di jalan tidak ada yang melindungi, sebagai bagian dari rakyat kita juga butuh perlindungan,” katanya.
Adanya aturan terkait ODOL, masih jelas Listiyo, kembali menjadikan sopir sebagai korban. Situasi yang sudah sulit menjadi semakin sulit bagi sopir truk angkutan barang.
“Tolonglah, bapak-bapak yang membikin peraturan, cobalah merasakan jadi seorang sopir. Sehingga bisa merasakan bagaimana sulitnya menghidupi keluarga,” tegasnya.