“Itu tanah milik pemkot. Pemkot sudah oke, tapi penggarap minta ada ganti rugi atau tali asih. Ini belum ada solusi,” jelasnya.
Dampak sosial pembangunan tol Semarang-Demak Seksi 1C
Di samping dampak sosial pembangunan Tol Semarang-Demak yang negatif. Pihaknya juga menghitung dampak positifnya. Melalui kunjungan ini, Komisi D ingin BPBD membuat perencanaan yang tepat terkait kebencanaan.
Dampak positif dari pembangunan tol Semarang-Demak yaitu wilayah banjir berkurang. Dengan demikian, BPBD tidak perlu memasang early warning sistem (EWS) dan mitigasi bencana bisa berkurang.
“Kami integrasian dengan program pemkot,” ucapnya.
Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Swasti Aswagati memaparkan, hasil kunjungan ini akan menjadi bahan untuk pembahasan penanganan bencana dengan BPBD.
“Dengan adanya rencana pembangunan kolam retensi, harapan kami bahaya rob banjir sudah tida terjadi lagi di kawasan-kawasan langganan banjir,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Satker Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak seksi 1, Yusrizal Kurniawan mengatakan, pembangunan tol Semarang-Demak seksi 1C masih terus pihaknya kerjakan.
“Praktis yang sudah banyak kemajuan signifikan itu di Kaligawe sampai dengan tol sebelum tanggul laut. Jadi sekitar 1-2 kilometer,” ujar Yusril.
Menurutnya, tanggul laut atau kolam retensi saat ini masih dalam tahap 90-96 persen pembebasan. “Kami masih menunggu pembebasan area yang terendam karena regulasi yang ada, terdapat kendala pembayaran untuk tanah musnah, ” imbuhnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah