Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Dikirim Hingga Pontianak, Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto Dukung Pengembangan Ayam Maron

×

Dikirim Hingga Pontianak, Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto Dukung Pengembangan Ayam Maron

Sebarkan artikel ini

Menurut Sumanto, Jawa Tengah selama ini menjadi penyangga pangan nasional. Ia mendorong Pemprov Jawa Tengah memfokuskan sebagian anggaran ke sektor pertanian, peternakan dan perkebunan untuk memperkuat posisi tersebut.

Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto mengakui, sejak menjabat Ketua Komisi B sudah konsen pada bidang tersebut. DPRD Jawa Tengah juga sudah membuat Perda Peningkatan dan Pengembangan Balai pada tahun 2022.

Tujuannya agar balai-balai pertanian dan peternakan eksis, serta bisa mengelola pendapatan sendiri. Ia berharap ke depan balai menerapkan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti rumah sakit.

“Balai-balai ini sudah terlupakan sejak lama. Ke depan Perda ini perlu pemda gerakkan agar masyarakat tahu kalau beternak harus concern dimana. Sekarang ini banyak orang beternak belajar dari Youtube, padahal masyarakat perlu pendampingan dari pemerintah,” paparnya.

Ayam Maron produksinya masih terbatas

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, Agus Wariyanto mengatakan provinsi ini menjadi salah satu lumbung ternak nasional. Populasi ayam kampung Jawa Tengah sebanyak 40 juta ekor dan menjadi yang tertinggi di Indonesia. Menurut Agus, dengan adanya inovasi, Taman Ternak Ayam Maron bisa menghasilkan telur dan daging berkualitas.

“Ayam kampung ini ayam lokal yang dekat dengan masyarakat, hampir semua memelihara di pedesaan. Pemda bisa mengembangkan ini untuk menggerakkan perekonomian rakyat dan meningkatkan konsumsi protein hewani,” ujarnya.

BACA JUGA: Akibat Lahan Pertanian Sering dirusak Ayam Tetangga, Warga Rembang Justru Beralih ke Budidaya Kelengkeng Hingga Sukses Memanen Hasilnya

Taman Ternak Ayam Maron sendiri merupakan bagian dari Balai Budidaya dan Pembibitan Ternak Terpadu di Kabupaten Kendal. Ayam Maron sendiri merupakan produk kawin silang sehingga menghasilkan varian unggulan dan memberi nilai tambah.

“Selain produksi telur dan daging, Taman Ternak ini juga menghasilkan pakar di bidangnya. Ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas SDM yang punya keilmuan dan terampil,” katanya.

Agus mengungkapkan, produksi Ayam Maron ini sudah dikirim hingga ke Bogor, Bekasi, dan Pontianak. Populasi di Taman Ternak tersebut mencapai 5.000 ekor dengan produksi telur 1.000 butir per bulan. Kapasitas produksi yang terbatas membuat pembeli harus inden. (*)

Editor: Ricky Fitriyanto

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan