Habitat asli ikan tersebut berada di kedalaman 200 hingga 1.000 meter di bawah permukaan laut, namun arus yang kuat bisa menyebabkan beberapa dari mereka terdampar di pantai.
Terkait dengan mitos Jepang yang menghubungkan kemunculan oarfish dengan gempa dan tsunami, studi di jurnal GeoScienceWorld membantah kebenaran cerita legenda tersebut.
Meskipun ada beberapa peristiwa di mana ikan tersebut muncul sebelum gempa bumi, korelasi antara keduanya tidak dapat kita anggap sebagai bukti ilmiah yang kuat.
BACA JUGA: DKP Jateng Nilai Fenomena El Nino Dapat Tingkatkan Penangkapan Ikan Air Laut, Ini Alasannya
Sejauh ini, para peneliti hanya menemukan satu peristiwa yang dapat terkaitkan secara masuk akal dari 336 kemunculan ikan itu dan 221 peristiwa gempa bumi.
Satu contoh yang mencuri perhatian adalah penangkapan oarfish sepanjang 6 meter di lepas pantai Chili pada Juli 2022. Kehadiran ikan tersebut memicu kekhawatiran akan terjadinya gempa, tetapi untungnya hal tersebut tidak pernah terjadi.
Tetap saja, kehadiran oarfish di permukaan laut atau terdampar menjadi fenomena yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Meskipun mitosnya tidak sepenuhnya terbukti, keajaiban makhluk laut ini tetap menjadi misteri yang menawan di dunia bawah laut. (*)