Ia juga mengutarakan, pilihan dr. Aulia untuk mengambil PPDS anestesi bahkan sempat dapat peringatan dari Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LP2M). Lembaga itu seolah sedang mempertanyakan keseriusan AR mengikuti PPDS anestesi.
“Jarang sekali ada wanita sebenarnya kalau di PPDS Anestesi. Karena biasanya berdiri 4 sampai 6 jam. Kalau orang biasa saja pasti capek, apalagi kalau perempuan,” paparnya kepada awak media, Selasa, 20 Agustus 2024.
BACA JUGA: Manfaatkan Tragedi Dokter PPDS Undip buat Promosi Film Dosen Ghaib, Dee Company Panen Hujatan
Seperti halnya keluarga, Suharnomo yakin jika dokter yang bekerja di RSUD Kardinah Tegal itu tidak meninggal dunia karena bunuh diri. Akan tetapi meninggal karena sakit.
Ia pun membantah dengan tegas adanya perundungan di PPDS Anestesi. Kendati demikian, Suharnomo memastikan akan menindak tegas jika memang ada praktik perundungan.
“Kami sudah berkomitmen ada peraturan akademisnya. Misal ketahuan pasti kita dropout. Kalau enggak ada, ya enggak ada. Misal ada pasti kami proses,” tegasnya. (*)
Editor: Farah Nazila