SMK dan SMA swasta yang jalin kemitraan sepi peminat
SMK Kartini yang berlokasi di Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, menjadi salah satu yang mendapat sedikit siswa pada SMPB tahap pertama maupun tahap kedua.
Kepala SMK Ibu Kartini, Muhdlor, mengatakan pada SPMB tahap pertama pihaknya hanya memperoleh 11 calon murid baru. Dari 11 orang tersebut, kata Muhdlor, hanya ada tujuh orang yang daftar ulang.
“Di sini hanya dapat 11 calon siswa pada gelombang satu, yang daftar ulang hanya tujuh. Kalau SMA Bina Nusantara di Ngaliyan itu yang daftar sembilan, tapi daftar ulang semuanya. Sehingga kan daftar [kuota] 36 itu tidak nutup semuanya. Setelah itu mungkin evaluasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengadakan SPMB gelombang kedua,” ungkap Muhdlor.
Sementara itu, SMA Mardisiswa yang berlokasi di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, juga sedikit pendaftar Dari kuota 36 murid, jalur ini baru terisi dua orang.
BACA JUGA: Mayoritas Siswa Afirmasi di Kabupaten Semarang Sudah Masuk Sekolah Swasta
Kepala SMA Mardisiswa Semarang, Marwulandari Sayekti, menyebut kedua murid itu mendaftar pada tahap ledua. Hal itu Marwulandari ungkap saat beritajateng.tv jumpai langsung di kantornya pada Rabu, 9 Juli 2025.
“Sampai hari ini yang mendaftar baru dua siswa dan kebetulan itu siswa yang masuk daftar tunggu di sekolah kami,” ungkapnya.
Sementara di tahap pertama, tidak ada murid yang mendaftar melalui jalur kemitraan atau afirmasi di SMA Mardisiswa. Berkaca dari jalur afirmasi di SMA Negeri, Marwulandari mengatakan bahwa kuota jalur afirmasi memang sering tak terpenuhi.
“Enggak ada kalau kami, enggak menerima [tahap pertama]. Maksudnya nol yang daftar karena di [SMA] negeri aja kuotanya tidak terpenuhi. Contohnya SMAN 9 itu, kalau enggak salah itu kuotanya 100-an lebih. Cuma 20-an lebih yang daftar lewat jalur afirmasi. Jadi kan masih kurang banyak itu,” paparnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi