“Yang perlu diperhatikan adalah jadi pengguna yang tertib, pengelola tertib, dan semua pihak harus mengikuti ketentuan yang ada. Sehingga semuanya nnti akan berlangsung dengan sebaik-baiknya,” beber Ngasbun.
Zonasi punya kelebihan dan kekurangannya
Lebih jelas, Ngasbun mengatakan, setiap kebijakan tentu memiliki kekurangan dan kelebihannya.
Ia menerangkan beberapa kelebihan sistem zonasi. Yang pertama tentunya adanya kesempatan pada orang tua untuk menyekolahkan anaknya di dekat lingkungan tempat tinggalnya.
“Ini bisa sangat efektif dari banyak hal, mulai dari waktu tempuh perjalanan sekolah ke rumah jadi lebih cepat, minimnya risiko kemungkinan terjadi kecelakaan, hingga efisiensi biaya ongkos,” ucapnya.
Sementara di sisi lain, Ngasbun juga melihat banyaknya kekurangan dari sistem zonasi. Yang pertama, tak jarang dalam realitasnya ada wilayah yang tidak memiliki sekolah di lingkungannya. Sehingga, calon siswa dari lingkungan tersebut kesulitan dalam mengikuti sistem PPDB jalur zonasi.
BACA JUGA: Sosok Siswa Baru SMAN 1 Semarang yang Duduki Posisi Atas di Jalur Zonasi, Segini Jarak Rumahnya
Selain itu, ia memandang jika sistem zonasi juga berpotensi menyulitkan penyelenggara pendidikan yaitu sekolah di masa depan. Di mana sekolah tidak lagi memiliki kesempatan memilih siswa-siswa terbaik dari tingkat sekolah di bawahnya.
“Karena yang mereka pilih mulai dari kedekatan tempat tinggalnya dan usianya. Maka berarti sekolah tidak punya lagi kesempatan untuk memilih calon siswa terbaiknya,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila