SEMARANG, beritajateng.tv – Masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Semarang telah usai. Pakar pendidikan asal Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Ngasbun Egar menyoroti soal jalur zonasi yang masih digunakan tahun ini.
Ngasbun menilai, penerapan jalur zonasi dalam PPDB menghasilkan konsekuensi dalam proses pembelajaran kedepannya. Dalam kata lain, prestasi sekolah bisa menurun akibat adanya jalur zonasi.
Sebelum adanya jalur zonasi, sekolah bisa melakukan seleksi kepada calon siswanya berdasar nilai ujian atau prestasi. Sementara saat ini, sekolah hanya bisa menerima siapapun yang mendaftar berdasarkan jarak.
BACA JUGA: Saat Ini Masih Tahap Daftar Ulang PPDB Jawa Tengah 2024, Kapan Pengumuman Siswa Cadangan SMA/SMK?
Meski stigma sekolah favorit masih terus menjadi perdebatan, Ngasbun tak memungkiri jika sekolah favorit sebenarnya dibutuhkan. Sebab, siswa dengan keunggulan baik di bidang akademik dan non akademik memerlukan wadah khusus.
“Kelebihan dari kebijakan di mana sekolah-sekolah masih bebas memilih calon-calon siswa yang berprestasi, maka prestasi anak-anak akhirnya melonjak juga,” ungkapnya saat beritajateng.tv hubungi, Jumat, 5 Juli 2024.
Di sisi lain, Ngasbun juga menyadari bahwa adanya sekolah favorit lantas memunculkan sekolah non favorit.
Kendati begitu, Ngasbun menilai jika sistem jalur zonasi dalam PPDB memiliki tujuan yang baik. Yakni mendorong pemerataan pendidikan di Indonesia.