Tolak kehadiran mafia bola di Jawa Tengah
Sebelumnya, BS membikin gempar kalangan suporter dan pengurus Persip Pekalongan. Ketua Asosiasi Kota (Askot) Pekalongan, Mochammad Zakka, menyebut BS hadir di Pekalongan pada malam sebelum pertandingan dan berupaya menghubungi beberapa pengurus Persip.
“Malam sebelum pertandingan, BS menghubungi Sekretaris Askot yang juga bendahara Persip. Dia terus menelepon dan tidak diangkat, dan ketika akhirnya diangkat, percakapannya muter-muter terus dan tidak akhirnya ditemui,” kata Zakka.
BS tak hanya menghubungi pengurus Persip, kata Zakka, BS juga berusaha menghubungi pelatih Persip, Gatot Barnowo.
“Setelah itu, dia mencoba berkomunikasi dengan pelatih Persip, Mbah Gatot. Namun, Mbah Gatot menolak dan menegaskan tidak mau,” imbuhnya.
Pada hari pertandingan, BS yang sempat masuk ke salah satu tribun juga akhirnya suporter usir dan petugas keamanan amankan untuk mencegah terjadinya kerusuhan.
“Ternyata, malam sebelumnya BS sudah ada di stadion dan ketika dia mencoba menonton. Suporter ngusir dia. Ada indikasi bahwa dia diterima oleh salah satu pengelola Stadion Hoegeng,” ungkap Zakka.
Kejadian ini lantas memicu kemarahan suporter yang menuntut Pemerintah Kota untuk mengevaluasi individu yang menerima kehadiran BS di Pekalongan.
“Bahkan, ketika dia terusir dari tribun, dia mencari perlindungan di warung di depan stadion dan masih dikejar hingga akhirnya diamankan oleh petugas keamanan,” tandas Zakka. (*)