BACA JUGA: List Film dan Serial Netflix yang Tayang Juni 2024, Ada Bridgerton Season 2 Part 2
Maka dari itu, eksploitasi yang sering kita jumpai tersebut dapat menguburkan realitas kekerasan seksual. Menjadikannya sebagai elemen hiburan ketimbang isu sosial yang perlu masyarakat pelajari lebih dalam.
Alih-alih menunjukkan adegan kekerasan seksual, pembuat film dapat lebih terbuka dalam menunjukkan perjalanan emosional korban, pertahanan serta perjuangan mereka mencari keadilan.
Terdapat banyak film asal Tanah Air dan luar negeri yang bisa mencontohkan sebuah karya dengan tema kekerasan seksual yang mengedukasi tanpa mengeksploitasi korban.
Salah satunya adalah Penyalin Cahaya yang rilis pada tahun 2021. Film ini menceritakan tentang seorang mahasiswi yang mengalami pelecehan seksual. Ia pun melawan, namun mendapat perundungan serta kehilangan beasiswanya. Tak hanya memiliki estetika visual yang mengagumkan, film ini juga menunjukkan potrayal realitas pahit akan sulitnya bagi para penyintas kekerasan seksual mencari keadilan di Tanah Air.
Kemudian terdapat film bertajuk Room yang rilis pada tahun 2015. Film ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang merupakan korban perkosaan. Pelaku menyekapnya selama bertahun-tahun dan hamil di sebuah rumah. Film ini lebih menekankan pada dinamika emosional dan psikologis karakter utama. Tanpa menampilkan kekerasan secara berlebihan, Room berhasil menyampaikan dampak mendalam dari kekerasan seksual dan proses penyembuhan korban.
Tak dapat dipungkiri bila membuat film bertemakan isu penting membutuhkan kreativitas yang besar, terlebih dalam bernarasi. Namun, baiknya pembuat film dapat mengedepankan standar yang menghargai martabat manusia, seperti korban kekerasan itu sendiri. (*)
Farah Nazila
Editor beritajateng.tv