SEMARANG, beritajateng.tv – Jawa Tengah menjadi fokus Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akibat bencana banjir yang melanda di wilayah pesisir utara.
Hal itu terungkap oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, usai menghadiri Rapat Koordinasi Kesiapan dan Penanganan Bencana di Wilayah Jawa Tengah, Senin, 18 Maret 2024.
“Terus terang, [modifikasi cuaca] utamanya di Jawa Tengah, ya, di Kota Semarang dan seterusnya, karena ini sudah tergenang. Demak juga dilakukan,” ujar Rita.
Menurut Rita, modifikasi cuaca ini mulanya dilakukan secara paralel. Namun, kondisi banjir di wilayah Jawa Tengah seperti Demak, Kudus, Kendal, hingga Kota Semarang yang tak kunjung surut ini membuat Jawa Tengah dipriroritaskan terlebih dahulu.
Lebih lanjut, cuaca ekstrem yang melanda Jawa Tengah ini Rita sebut terjadi lantaran adanya fenomena alam yang datang bersamaan. Salah satunya ialah 3 bibit siklon di selatan yang menurutnya memperparah intensitas hujan di seluruh Indonesia.
“Selain 3 bibit siklon, kumpulan awan hujan dari Samudera Hindia, dari arah barat, dan dari timur Afrika berbarengan masuk ke Indonesia. Jadi ada fenomena yang terjadi bersamaan. Seiring dengan peralihan masuknya angin dari Benua Asia dan peralihan masuknya angin dari Benua Australia,” bebernya.
BACA JUGA: Video Atasi Banjir Semarang, Pemerintah Terapkan Modifikasi Cuaca
Kendati demikian, Rita mengungkap adanya tren penurunan curah hujan pada Rabu, 20 Maret 2024 mendatang. Namun, ia menggarisbawahi penurunan itu bisa saja terjadi asalkan tak terjadi fenomena cuaca lokal yang datang tiba-tiba.
“Misalnya di Kota Semarang, pada awal bulan Maret itu kita sudah mengeluarkan peringatan dini karena ada fenomena yang tiba-tiba muncul, yaitu bibit siklon,” jelasnya.