SEMARANG, beritajateng.tv – Gubernur Jawa Tengah blak-blakan menyebut bahwa penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 bukan untuk mencari uang. Hal tersebut disampaikan saat wawancara Ganjar Pranowo dan Najwa Shihab, Selasa (4/4/2023).
Ganjar Pranowo mengatakan bahwa penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia harusnya memperhitungkan aspek konstitusional, sejarah, dan aturan terhadap hubungan luar negeri terhadap Israel. Bukan hanya berfokus pada dampaknya terhadap perputaran ekonomi kreatifnya. Ganjar Pranowo dan Najwa Shihab terlihat tidak sepemikiran terkait hal ini.
“Apakah kita sedang mencari uang? Apakah kita tidak menghitung yang lain? Perhitungan kita dari Permenlu No. 3 tahun 2019. Bagaimana konsistensi dari pembelaan bangsa dari kolonialisme,” katanya saat Najwa Shihab mencecarnya dengan pertanyaan menohok.
Wawancara eksklusif Ganjar Pranowo dan Najwa Shihab itu menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat. Bahkan, banyak pihak khususnya penggemar sepak bola menyuarakan untuk menolak Ganjar sebagai bakal calon presiden 2024.
Ganjar berdalih hanya memberikan argumentasi terkait aturan dan hubungan luar negeri Indonesia kepada negara penjajah (Israel). Ia menyebut tidak memiliki otoritas terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023.
“Kami menyampaikan argumen konstitusional dan sejarah sampai regulasi sosial dan keamanan. Bukan saya yang memutuskan, saya hanya menyampaikan. Itu keputusan FIFA,” ujarnya.
Ganjar Pranowo dan Najwa Shihab Saling Debat Batalnya Piala Dunia di Indonesia, Negara Rugi Triliunan?
Sebagaimana yang kita ketahui, batalnya drawing Piala Dunia U-20 2023 memiliki dampak negatif yang amat besar bagi Indonesia. Melalui wawancara eksklusif tersebut, masyarakat bisa mengetahui kerugian pembatalan Piala Dunia U-20 2023.