BACA JUGA: Proses Verifikasi Lahan, Sekolah Rakyat di Semarang Baru Buka Pendaftaran untuk Jenjang SD dan SMA
Menurut Heroe, sebanyak empat ruang kelas dan asrama yang sebelumnya berfungsi untuk pelatihan kerja. Kini beralihfungsi untuk mendukung proses belajar sekolah rakyat.
Sejauh ini, data sementara yang Pemkot himpun menunjukkan ada 25 calon siswa jenjang SD dan 9 siswa jenjang SMA.
Proses verifikasi dan validasi data oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang dengan mengacu pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional.
“Kita gunakan data terpadu, nanti diverifikasi agar benar-benar anak dari keluarga prasejahtera yang masuk. Semua berbasis data yang sudah kami terima dari pusat,” terangnya.
Heroe menyebut, sekolah rakyat merupakan program pendidikan alternatif bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dengan harapan dapat mengejar ketertinggalan pendidikan formal.
Adapun menurutnya, tenaga pengajar akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan. Sementara Dinas Sosial memfasilitasi kebutuhan dasar termasuk lokasi, asrama, dan dukungan sosial.
Ia memaparkan, Pemkot Semarang telah mengusulkan pembangunan sekolah rakyat permanen di wilayah Rowosari, Tembalang, tepatnya di atas lahan seluas 1,9 hektar.
Namun, karena status lahan tersebut sebagai tanah hijau, prosesnya masih menunggu kajian lanjutan dan persetujuan dari Kementerian Pertanian.
“Kalau lahan Rowosari sudah siap, kemungkinan 2026 nanti semua akan dipindahkan ke sana. Tapi untuk tahun ini, kita maksimalkan fasilitas yang ada dulu di BLK (balai latihan kerja),” terangnya.
Terkait jenjang pendidikan, tahun ini Sekolah Rakyat baru membuka untuk tingkat SD dan SMA. Sementara jenjang SMP belum termasuk dalam alokasi dari kementerian. (*)
Editor: Elly Amaliyah