Beberapa mengusulkan kegiatan olahraga bersama, sementara yang lain ingin membuat program sosial seperti kerja bakti atau berbagi dengan warga sekitar. Salwa menjelaskan bahwa sesi ini bertujuan agar setiap peserta bisa berkontribusi, tidak hanya mendengar. “Begitu mereka dilibatkan dan didengar, rasa kebersamaan itu muncul dengan sendirinya,” ujarnya.
Puncak kegiatan berlangsung ketika seluruh peserta menuliskan harapan mereka untuk masa depan Karang Taruna AREMBA dalam kegiatan Pohon Harapan. Setiap daun kertas yang menempel di dinding berisi kalimat-kalimat penuh semangat dan cita-cita, seperti keinginan agar Karang Taruna lebih kompak, aktif, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Bagi Helsi, momen ini menjadi simbol kebangkitan semangat kolektif para pemuda. Ia mengatakan bahwa melalui kegiatan ini, peserta bukan hanya belajar teori, tetapi benar-benar mengalami bagaimana rasanya tumbuh bersama organisasi yang mereka cintai.
Ibu Dyah Ayu Rahmawati, S.Psi., M.A, selaku dosen pembimbing, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya, sosialisasi semacam ini menjadi sarana penting bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu psikologi perkembangan dalam kehidupan nyata. “Kegiatan ini menunjukkan bahwa perubahan sosial dapat mulai dari pendekatan yang sederhana, yaitu memahami kebutuhan dan potensi manusia,” jelasnya.
BACA JUGA: Sosialisasi JKN di Unnes, BPJS Kesehatan Tingkatkan Pemahaman Mahasiswa tentang Layanan Kesehatan
Hasil dari sosialisasi ini terlihat nyata. Banyak anggota yang sebelumnya pasif kini mulai berani mengemukakan pendapat dan menunjukkan inisiatif untuk membuat kegiatan baru. Mereka merasa lebih dihargai, lebih terhubung, dan lebih semangat untuk berkontribusi. Karang Taruna yang sebelumnya lesu kini kembali berdenyut, menjadi ruang bagi generasi muda untuk berinteraksi, belajar, dan berkarya. (*)
Editor: Farah Nazila