SEMARANG, beritajateng.tv – Upaya untuk mendorong batik Patron Ambarawa sebagai ‘wastra’ identitas Kabupaten Semarang terus dilakukan para pegiatnya.
Melalui ‘Komunitas Batik Patron Ambarawa 1867’, titik-titik baru produksi batik klasik ini terus diciptakan di wilayah Kecamatan Ambarawa dan sekitarnya.
Pegiat Batik Patron Ambarawa, Mahfud Fauzi mengungkapkan, setelah pembangkitan kembali, produksi batik Patron Ambarawa ini masih dalam proses nguri-uri.
Melalui upaya Komunitas Batik Patron Ambarawa, Mahfud berharap akan muncul pegiat-pegiat baru batik Patron Ambarawa, di Kecamatan Ambarawa dan sekitarnya.
Karena Ambarawa dalam konteks administratif atau yang dahulu di sebut dengan Kawedanan Ambarawa, juga mencakup beberapa wilayah lain yang ada di sekitarnya.
“Seperti Kecamatan Tuntang, Bawen, Banyubiru, Bandungan, Jambu dan juga Kecamatan Sumowono,” jelasnya, di Ambarawa, Kamis, 4 Desember 2025.
BACA JUGA: Dari Jajanan Pasar hingga Batik, Puan Maharani Puji Keaslian Kampoeng Djadhoel
Walaupun penamaannya batik Patron Ambarawa, menurut Mahfud, batik klasik ini juga menjadi salah satu aset Kabupaten Semarang.
“Makanya batik Patron Ambarawa harapannya juga bisa menjadi bagian dari identitas Kabupaten Semarang dalam konteks wastra,” lanjutnya.
Terkait dengan minat masyarakat terhadap batik Patron Ambarawa, Mahfud akui juga semakin tinggi. Mulai banyak masyarakat yang menggemari.
Setidaknya ini bisa dilihat dari sisi pengguna. Di kalangan ASN, misalnya, paguyuban camat, paguyuban lurah sudah banyak yang menggunakan.

Kemudian beberapa komunitas di desa-desa dan kelurahan di Ambarawa juga sudah menggunakan batik Patron Ambarawa sebagai pakaian identitasnya.













