“Walaupun kita mogok kerja, demo besar-besaran, karena Tapera itu lahan empuk uang cash yang dari kita, langsung dapat di tangan pemerintahan,” ujarnya.
BACA JUGA: Anggap Gen Z Tak Lagi Butuh Rumah, Pakar Sosial Nilai Program Tapera Hanya Omong Kosong
Sementara itu, perwakilan buruh asal Grobogan, Jawa Tengah, juga turut menyuarakan keresahannya atas Tapera yang begitu mencekik.
Ia menyinggung nihilnya kenaikan gaji yang signifikan setiap tahunnya. Namun, ia menyebut potongan gaji begitu menyiksa. Utamanya untuk pekerja di Jawa Tengah yang tergolong mendapat upah minimum regional (UMR) terkecil di Indonesia.
“Sudah tiga tahun berturut-turut upah tidak mengalami kenaikan yang signifikan, tapi kebutuhan pokok naik 30 persen. Artinya upah naik, kebutuhan naik, dompet tipis, ditipisin lagi,” teriaknya.
Di lain sisi, aksi yang buruh gelar itu berjalan kondusif dengan penjagaan ketat pihak kepolisian. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi