“Saya senang dan tema sejarah ini cocok, karena kita jadi tahu dan Napak tilas perjuangan para pemuda Semarang tempo dulu dalam menghadapi para penjajah,” tandas pria sepuh yang masih terlihat sehat dan bugar ini
Wahyudin, ketua Katahati, yang menjadi penggagas acara gowes bareng mengaku, senang dan puas karena acara dapat terselenggara dengan baik dan sesuai rencana.
“Kami punya ide bagaimana para goweser berkumpul dalam satu wadah paguyuban, tanpa meninggalkan identitas komunitas masing-masing. Alhamdulilah, ide ini direspon antusias teman-teman sehingga kegiatan ini dapat terlaksana,” kata Wahyudin.
Melalui acara gobar ini, ia berharap kegiatan semacam ini tidak berhenti sampai di sini, namun berlanjut dengan gobar-gobar lain di waktu mendatang. Tema sejarah perjuangan, dapat menjadi acara tematik dari gobar, dan diharapkan menjadi ikon gobar dari 5 komunitas gowes ini.
“Dengan acara tematik seperti ini, kita bukan saja mencari sehat dengan bersepeda, melainkan ikut merawat ingatan pada sejarah perjuangan para pahlawan yang telah memberikan kemerdekaan kepada kita generasi penerus. Ikon sejarah seperti ini, saya pikir sangat pas untuk dipilih jadi tema kegiatan dari gobar 5 komunitas gowes di waktu-waktu mendatang,” tegasnya.
GobarSemar 2022 diikuti sekitar 200 pesepeda dan menyusuri rute, mulai dari makam Sayuto tokoh Pertempuran 5 Hari Semarang di TPU Ketileng, Tugu Peluru di Markas Medan Tenggara di Tegal Kangkung, masuk arteri Soekarno-Hatta, Kota Lama, Balaikota, dan berakhir di TMP Giri Tunggal untuk ziarah dan makan siang bersama. (Ak/El)