Nasional

Gus Yasin soal Santri Ikut Ngecor di Pondok Pesantren: Ngalap Berkah, Sifatnya Hanya Membantu

×

Gus Yasin soal Santri Ikut Ngecor di Pondok Pesantren: Ngalap Berkah, Sifatnya Hanya Membantu

Sebarkan artikel ini
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin usai menghadiri deklarasi di Hotel Grand Candi, Kota Semarang, Senin, 22 September 2025 sore. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Imbas runtuhnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur yang menewaskan puluhan santri, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin mengimbau seluruh pihak menaati kewajiban dalam izin bangunan berupa Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

Tak terkecuali bagi semua pengelola pondok pesantren, masjid, dan madrasah di wilayahnya.

Gus Yasin menilai, insiden yang menelan puluhan korban jiwa itu sebagai musibah yang harus menjadi pelajaran bagi semua pihak, tak hanya bagi lingkungan pesantren, namun juga bagi para pengembang dan pekerja bangunan.

Hal itu ia ungkap saat beritajateng.tv jumpai di kediamannya di BSB City, Kota Semarang, Selasa, 7 Oktober 2025 malam.

“Saya rasa ini sebuah musibah dan perlu menjadi pelajaran buat kita bersama, bukan hanya untuk pondok pesantren akan tetapi juga untuk pengembang atau yang menjadi mandor dan sebagainya untuk memperhatikan faktor-faktor yang tidak boleh dilanggar dalam ilmu pembangunan,” tegas Gus Yasin.

BACA JUGA: Kader PPP di Jateng Serukan Agus Suparmanto-Gus Yasin Maju Ketum dan Sekjen, DPW: Kita Amankan, Menangkan

Pasalnya, tutur Gus Yasin, kejadian serupa tak hanya berisiko terjadi di lingkungan pesantren, namun juga pada bangunan-bangunan lain yang mengabaikan standar konstruksi.

Dalam kesempatan itu, Gus Yasin menekankan pentingnya ketertiban terhadap aturan pembangunan yang berlaku.

“Ya, jadi inilah yang sering saya sampaikan. Ketertiban kita terhadap aturan-aturan yang disampaikan oleh atau yang diatur oleh pemerintah termasuk bagaimana bangunan-bangunan tersebut,” tambahnya.

Gus Yasin cerita soal pengecoran yang umumnya santri lakukan: tak semua pondok punya akses jalan untuk alat berat

Sebelumnya, beredar kabar bahwa para santri Pondok Pesantren Al Khoziny terlibat dalam proses pembangunan pondok tersebut.

Gus Yasin mengungkap, keterlibatan santri dalam membangun pondok, pada umumnya, bersifat membantu. Bukan sebagai tenaga ahli maupun mandor bangunan.

“Kalau menurut saya, pengalaman saya sendiri santri ya, ini sifatnya hanya membantu, namanya ro’an. Ro’an itu dari kalimat tabarrukan, disingkat jadi berkah, ‘ngalap berkah’ itu ya,” tutur dia.

Putra Mbah Maimun itu menyebut, biasanya santri hanya mengikuti arahan, bukan menjadi mandor. Seperti membawa bata atau semen untuk mempercepat proses pembangunan pondok.

“Mereka hanya pekerja saja seperti membawakan bata, semen, untuk percepatan pembangunan itu, tetapi yang memegang adalah orang yang memiliki ilmu bangunan, yang saya tahu seperti itu. Jadi mereka [santri] hanya membantu,” sambung Gus Yasin.

Ia menambahkan, biasanya santri dilibatkan saat proses pengecoran. Alasannya, kata dia, tak semua pondok pesantren memiliki alat berat. Apalagi, Gus Yasin mengungkap akses jalan menuju pondok pesantren belum tentu dapat truk pengecor lintasi.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan