Ketika anak laki-laki berjalan menuju peti mati ayahnya, suasana sekitarnya terasa hening meskipun ada sedikit kebisingan dari pelayat. Pilihan penggunaan suara seperti ini tampaknya menggambarkan keadaan anak laki-laki tersebut yang sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri.
BACA JUGA: Film Siksa Kubur Segera Hadir di Bioskop 2024, Begini Sinopsisnya
Selain itu, jika penonton menutup mata, mereka masih dapat mengetahui adegan yang sedang berlangsung hanya dari suara, seperti langkah kaki yang mendekat dan penutupan peti mati. Suara tanah yang membentur papan juga menggambarkan proses pemakaman peti mati tersebut.
Desain alam kubur yang implisit
Cara Joko Anwar menggambarkan alam kubur cukup tersirat namun tetap menimbulkan kesan yang menakutkan. Sutradara yang lahir pada tahun 1976 ini tidak menampilkan secara langsung adegan penyiksaan di alam kubur.
Ia menggunakan pencahayaan dan efek suara untuk menciptakan suasana yang tegang. Penonton dengan mudah memahami bahwa peti mati menjadi gambaran sebagai liang lahat.
Sementara jendela besi berbentuk persegi panjang menjadi batas antara liang lahat dan alam kubur.
Joko Anwar juga menggunakan pencahayaan tipe key lighting untuk menyoroti posisi anak laki-laki di dalam peti mati. Dalam hal ini juga menekankan bahwa alam kubur tempat ayahnya mendapatkan siksaan memiliki unsur api dengan warna orange kemerahan.
Itulah beberapa fakta menarik tentang film horor Siksa Kubur. (*)
