SEMARANG, beritajateng.tv – Dalam upaya untuk memberikan pengalaman kopi terbaik kepada pelanggan, Latar Kota by Banaran berkomitmen untuk menawarkan kualitas terbaik dalam setiap cangkir kopi.
Merupakan anak cabang dari Banaran, Latar Kota menggunakan bubuk kopi produksi dari kebun sendiri untuk memberikan kesegaran dan keunikan yang luar biasa.
“Sesuai semboyan kita, yaitu ‘Selamatkan Generasi dari Kekurangan Kopi’. Kita berusaha menghadirkan edukasi melalui Kopi Banaran yang diproduksi oleh PTPN IX,” ujar General Manager Kampoeng Kopi Banaran dan Unit Produk Hilir (UPH) Didik Maryono kepada beritajateng.tv.
Ia pun menambahkan, “Mulai menanam di kebun, proses produksi kopi dari green bean. Grean bean disangrai jadi kopi bubuk, dan kemudian diolah jadi minuman kopi di outlet Resto Banaran.”
Sebagai informasi, Kopi Banaran berasal dari kebun kopi bernama Kampoeng Kopi Banaran yang berlokasi di Gentong, Bawen dan terkenal sebagai penghasil kopi nomor wahid. Nantinya, Kopi Banaran didistribusikan ke seluruh outlet Banaran, salah satunya Latar Kota.
“Latar Kota memang memiliki basic di kopi, karena kan awalnya dulu dari outlet di Bawen, awalnya di situ,” ungkapnya.
Salah satu menu andalan mereka adalah Signature Banaran. Selain itu, Latar Kota juga menawarkan berbagai variasi minuman kopi yang juga menggunakan kopi dari kebun mereka sendiri. Mulai dari double expresso, americano coffe, cafelatte, cappucino, hingga machiato. Harga yang mereka banderol pun terjangkau, mulai dari Rp20 ribu s.d. Rp35 ribu saja.
Latar Kopi Sediakan Kopi Banaran Bercita Rasa Java Mocca
Selain merupakan kopi dengan kualitas premium, menurut Didik, Kopi Banaran juga memiliki special taste yang sudah menjadi ciri khas yaitu rasa java mocca.
“Dulu di sekitar kebun kopi kita merupakan areal kebun kakao cokelat. Sedangkan kebun kopi itu biasanya kalau di sekitarnya ada tanaman apa, dia ngikutin itu, makanya kita terkenal akan java mocca,” ungkapnya.
Kebun kakao cokelat di sekitar kebun kopi sudah tidak ada dan telah melalui replanting. Namun, ia mengaku rasa java mocca masih melekat hingga saat ini.
“Untuk penggemar kopi bisa merasakan bedanya. Ditambah kalau minum ini bisa semalaman tidak tidur saking kuatnya,” imbuhnya.
Selain dalam suguhan secangkir kopi di Latar Kota, cita rasa Kopi Banaran telah merambah ke dalam produk kemasan instan. Namun penjualannya masih terbatas, hanya mengandalkan penjualan melalui outlet, toko online dan di beberapa toko oleh-oleh. Meski begitu, Didik berharap Kopi Banaran dapat dikenal oleh masyarakat umum di seluruh Indonesia. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi