Jateng

Hama Kera Liar Mengganas, Petani di Dua Desa Bandungan Merugi Ratusan Juta

×

Hama Kera Liar Mengganas, Petani di Dua Desa Bandungan Merugi Ratusan Juta

Sebarkan artikel ini
serangan kera kabupaten semarang
Puluhan hektare lahan pertanian hortikultura di tujuh dusun, di wilayah dua desa, di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dimangsa kawanan kera ekor panjang liar. (Bowo Pribadi/beritajateng.tv)

Karena para petani umumnya meninggalkan lahan pertanian mereka lebih awal untuk menunaikan shalat Jumat. Sedangkan yang tinggal dan menjaga tanaman hanya para petani perempuan.

Namun, kawanan kera liar ini sama sekali tidak pernah takut jika yang menjaga tanaman adalah petani perempuan. “Jadi memang unik, walaupun mereka halau pun, mereka tidak takut kalau itu perempuan,” tegasnya.

BACA JUGA: Walikota Kerahkan Tenaga Medis Tambahan Bantu Warga Terdampak Banjir Semarang

Saat ini, lanjut Antoni, serangan hama kera liar sudah terjadi sedikitnya di tujuh dusun, yang berada di wilayah Desa Duren dan Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan.

Keenam dusun ini meliputi Dusun Krekesan, Kaligung, Clapar dan Dusun Legowo di Desa Duren serta Dusun Geblog, Kluwihan dan Dusun Tegalsari di wilayah Desa Sidomukti.

Jika satu orang petani bisa merugi Rp 1 juta hingga 2 juta rupiah. Maka total kerugian bisa mencapai ratusan juta rupiah. Karena jumlah petani di enam dusun ini lebih dari 70 orang.

Kawanan kera liar ini, jelasnya, memakan dan merusak tanaman seperti onclang, buncis, tomat, sawi, terong, mentimun dan tanaman cabai. Bahkan kuncup bunga mawar juga mereka makan.

Buah alpukat juga tidak luput dari sasaran kawanan kera liar. Bedanya, kalau buah alpukat memang tidak mereka makan langsung, namun akan mereka ‘simpan’ terlebih dahulu.

“Seperti manusia, biasanya, buah yang sudah tua dipetik dan dibawa ke semak-semak. Beberapa hari kemudian kawanan kera liar akan mengambil untuk dimakan,” jelasnya.

BACA JUGA: Polres Semarang Bersama Petani Bawen Panen Jagung 1,2 Ton, Masuk Gudang Bulog

Atas kondisi ini, lanjut Antoni, para petani hanya bisa pasrah, karena kerugian sudah di depan mata setelah mereka tidak bisa panen, padahal beberapa komoditas harga sedang bagus, seperti buncis dan onclang,” tandasnya. (*)

Editor: Farah Nazila

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan