“Cuaca tidak menentu, gabah baru 10 menit kita jemur, tiba-tiba mendung mau tidak mau kita tutup kembali, itulah yang menyebabkan harga beras tinggi di pasar,” ucapnya.
Hanafi mengaku hasil beras produksinya ia jual langsung ke tingkat bawah dalam hal ini pasar tradisional seperti jenis beras premium Rp. 11.000 pedagang besar sedangkan Rp.11.200 pengecer.
“Saya jual langsung ke pedagang pasar lokal, proses cepat dan perputaran uang juga bagus sehingga kami bisa tetap berproduksi dengan cepat,” pungkasnya.
Semyara itu menurut salah satu pembeli beras dipasar bintoro Demak, Jumiah Anggraeni mengaku jika tingginya harga beras sangat meresahkannya, mengingat setiap hari naik walaupun demikian dirinya tetap membelinya.
“Sepertinya pemerintah harus cepat bertindak dengan menggelar pasar murah, sekarang semua harga kebutuhan pokok hargany ganti semua,” terangnya. (*)
Editor: Elly AmaliyahÂ