Selain doa bersama, Thomas juga menyinggung tuntutan nasional ojol yang hingga kini belum terealisasi. Aksi serentak di 14 kota sebelumnya menyoroti empat hal utama yakni, kenaikan tarif roda dua.
Kemudian regulasi pengantaran barang dan makanan. Penetapan tarif bersih untuk kendaraan roda empat. Pengesahan RUU transportasi online.
“Kami sudah ikut FGD dengan Kementerian Perhubungan di Jakarta, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Kalau sampai awal Oktober tidak ada progres, kami akan kembali aksi. Tapi tetap dalam koridor aksi damai,” jelasnya.
BACA JUGA: Apresiasi Aksi Damai, Polres Salatiga Ajak Komunitas Ojol Ngopi Bareng
Thomas menegaskan bahwa komunitas ojol di Semarang terdiri dari berbagai latar belakang dan aplikasi, namun bersatu dalam nama “Ojol Semarang”.
“Kami berkumpul tanpa membedakan baju atau aplikatornya. Semua satu suara sebagai Ojol Semarang,” tutupnya. (*)
Editor: Farah Nazila