BLORA, 31/7 (BeritaJateng.tv) – Sebanyak 35 mahasiswa dari berbagai fakultas di Institut Pertanian Bogor (IPB) telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) pada beberapa desa di dua kecamatan, yakni Kec. Ngawen dan Kec. Kunduran. Hasil dari program mereka pun dipamerkan dalam acara Car Free Day di Alun-Alun Blora, Minggu pagi(31/7/2022).
Beberapa stand berjajar menampilkan hasil karya, dan dokumentasi kegiatan para mahasiswa selama mendampingi masyarakat. Bupati Blora H. Arief Rohman, bersama Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, beserta Forkopimda meninjau hasil karya yang dipamerkan.
Mulai dari kerajinan anyaman bambu, pertanian dan pupuk organik, eco enzym, produk makanan dalam kemasan, pemetaan desa, hingga penyuluhan Penyakit Mulut Kuku (PMK), dan lainnya, ditampilkan dihadapan masyarakat.
Bupati mengapresiasi dan menyamapikan rasa terima kasihnya atas program-program yang telah dilaksanakan IPB di kabupaten ini.
“Hari ini penutupan KKN dari IPB kami sampaikan terima kasih kepada IPB yang sudah memberikan dedikasinya untuk masyarakat Blora ditandai dengan adanya pameran hasil kreasi dari masing-masing kelompok masing-masing desa semoga bermanfaat untuk kita semua,”ungkap Bupati
Bupati bersama dengan rombongan juga meninjau hasil produk pupuk organik dan eco enzyme. Kemudian meninjau hasil kreativitas berupa kerajinan bambu.
“Ini kerajinan bambunya bagus, bisa jadi tas, keranjang, souvenir, menarik,” ucapnya.
Sementara itu, Dosen pembimbing mahasiswa, Sri Rahaju, M.Si, mengungkapkan bahwa para mahasiswa juga membuat program untuk pemberdayaan masyarakat berdasar potensi daerah tersebut.
“Mereka membuat pemetaan, pupuk, membina masyarakat untuk kerajinan bambu, kemudian pemasarannya juga, ada bentuk sosialisasi penyuluhan penyakit PMK yang sekarang jadi masalah di Blora, terkait hama penyakit tanaman juga ada sosialisasi sehingga ada edukasi ke masyarakat terakit hal tersebut,” Jelasnya
Mulai dari 23 Juni 2022 hingga 31 Juli 2022, para mahasiswa melaksanakan KKN T di beberapa lokasi pelaksanaan KKN-T antara lain di Kecamatan Kunduran yakni Desa Jetak dan Desa Karanggeneng. Sementara untuk Kecamatan Ngawen yakni Desa Kedungsatriyan dan Desa Talokwohmojo.
Pihaknya mencontohkan, dari berbagai lokasi tersebut memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan.
“Potensi yang menonjol, seperti Desa Kedungsatriyan itu kerajinan bambu, kalu di Desa Karanggeneng, Jetak, dan Talokwohmojo itu potensi peternakannya yang harus dikembangkan, juga ada produksi pupuk, insektisida kemudian untuk eco enzyme, itu yang bisa dikembangkan,”tambahnya