SEMARANG, beritajateng.tv – Masjid Agung Semarang atau juga masyhur sebagai Masjid Kauman, memiliki sebuah tradisi unik dalam menandai waktuberbuka puasa, yaitu dengan membunyikan bom udara, alias Nyumet Dung.
Tradisi ini telah berlangsung selama puluhan tahun, demikian tersampaikan oleh Ahmad Junaidi, Panitia Ramadhan di Masjid Agung Semarang 1445 H/2024M. Saat ini, mereka berkeinginan untuk menghidupkan lagi tradisi Nyumet Dung.
Menurut Junaidi, bom udara yang pihaknya gunakan bukanlah bom sebenarnya, melainkan seperti bubuk mercon yang ditimbun di dalam tanah. Ketika dibunyikan, suaranya menggelegar bakal terdengar sampai jauh.
“Ini seperti meriam, bunyinya 2 kali di bawah kemudian terlontar ke atas dan bunyi ke-2. Nyulutnya taruh di pipa dengan diameter 25 cm,” jelasnya.
BACA JUGA: Semaan Al Qur’an di Masjid Kauman Semarang
Namun, pada tahun 1982, terjadi insiden di mana Nyumet Dung meledak. Hal ini menyebabkan Wali Kota Semarang saat itu, Imam Soeparto, melarang penggunaan bom udara tersebut.
“Kemudian kami membangun Tower Sirine. Tahun ini kita akan menggunakan mercon kembang api sebagai gantinya,” ungkapnya.