SEMARANG, beritajateng.tv – Suasana pagi di SD Negeri Jatisari Kota Semarang penuh keceriaan. Anak-anak berlarian di halaman, sebagian berolahraga, dan ada pula yang asyik bercanda sambil membawa buku. Namun, di sudut berbeda, tepatnya di dekat musala belakang kelas, tampak aktivitas lain.
Kepala sekolah, Lia Maylani Hendriyanti, duduk bersila mendampingi siswanya yang tengah berlatih tembang macapat untuk lomba. Dengan penuh perhatian, ia memberi aba-aba agar intonasi muridnya terdengar pas.
Bagi Lia, menjadi kepala sekolah bukan sekadar soal administrasi. Wanita berusia 36 tahun ini ingin menjadikan sekolah sebagai ruang hidup bagi anak-anak untuk tumbuh dengan cara menyenangkan. Sejak tahun 2021, Lia juga aktif sebagai fasilitator daerah dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
“Saya jadi fasda MBS di Tanoto Foundation sejak 2021. Kami diberi pengetahuan terbaru, kebijakan terbaru tentang pembelajaran,” jelas Lia kepada beritajateng.tv belum lama ini.
BACA JUGA: Sekolah Rakyat Kota Semarang Aktif Pembelajaran Mulai 30 September, Target Siswa SD dan SMA Terpenuhi
Berbekal pelatihan, Lia bersama fasilitator daerah lainnya menyusun proposal program yang fokus pada literasi, numerasi, dan teknologi. Dua proposal berhasil lolos dan sudah diimplementasikan, bahkan menjangkau sekolah lain di Kota Semarang.
“Kalau kemarin itu kami membuat literasi se-Kecamatan Mijen, kemudian juga praktik baik di luar kecamatan,” ungkapnya.
Komitmen Lia dalam mengembangkan sekolah berbasis inovasi membuatnya meraih penghargaan 10 Besar Kepala Sekolah Terbaik Berbagi Praktik Baik Tanoto Foundation 2024. Ia konsisten mendokumentasikan inovasi dan membagikannya melalui media sosial maupun forum komunitas guru.
“Apa yang saya lakukan selalu saya tulis dengan bahasa sederhana, kemudian diunggah ke media sosial. Alhamdulillah banyak yang terinspirasi,” ungkap Lia.
Program Inovasi Sejati di SDN Jatisari
Dengan semangat MBS, Lia melahirkan program inovatif bernama Sejati (Semangat Jatisari), empat program yang menjadi identitas sekolah.
Dalam sebulan sekali sekolahnya menggelar Sejati Berbagi yang menjadi ajang guru menampilkam keterampilan atau metode pembelajaran terbaru dengan rekan sejawat.