SEMARANG, beritajateng.tv – Usai hilang puluhan tahun, film Turang (1957) kembali ke Indonesia. Film besutan sutradara Bahctiar Siagian ini mengisahkan perjuangan warga dan sekelompok tentara Indonesia saat berjuang pada Agresi Belanda II di tanah Karo, Sumatera Utara, pada masa revolusi.
Kota Semarang menjadi salah satu lokasi penayangan perdana film Turang. Penayangan film Turang yang berlangsung di Rumah Po Han, Kota Semarang, Selasa, 29 April 2025 malam itu melibatkan berbagai komunitas. Mulai dari Maring Institute, Kkeane Films, hingga Gerakan Wanita Aktivis Seni (Garwaseni).
Bunga Siagian, putri Bachtiar Siagian sekaligus kurator yang terlibat langsung dalam pencarian Turang, mencari film ini sejak tahun 2022 silam.
“Film Turang yang kita tonton ini merupakan satu salinan yang saya dapatkan dari pusat penyimpanan arsip film di Moskow. Sejak 2022, saya bekerja sama dengan beberapa kurator film dari Moskow untuk mencoba mencari di mana Turang, karena Turang tentu saja bagian dari Film Asia-Afrika. Di dalam konteks mempelajari ulang praktik sinema yang selama ini di pinggiran, yang dulu belum banyak dibicarakan legacy-nya,” ungkap Bunga dalam sambutannya.
BACA JUGA: BINUS Semarang Apresiasi Film JUMBO Karya Anak Bangsa, Perpaduan Kreativitas dan Teknologi
Pencarian Bunga pun membuahkan hasil. Pada tahun 2023, Bunga beroleh kabar dari pusat arsip film Rusia Gosfilmofond, Moskow, bahwa ada arsip film berjudul Turang yang tersimpan di sana.
Meskipun sudah ditemukan, tak mudah bagi Bunga untuk mengambil Turang lantaran hubungan Rusia dan Uni Eropa saat itu sedang tidak baik-baik saja.
“Tahun 2023 kami dapat kabar dari pusat arsip Gosfilmofond, ‘Kami punya seluloid berjudul Turang, tapi kami tidak tahu apakah ini filmya atau tidak.’ Tidak ada metadata yang ditampilkan, lalu itu diproses karena tidak mudah mengeluarkan arsip film dari Gosfilmofond; pada saat itu Rusia terlibat hubungan yang tidak baik dengan Uni Eropa karena Perang Ukraina,” tutur Bunga.
Film Turang kembali saat “kolonialisme” era modern, Bunga Siagian soroti konflik Palestina
Pemutaran film Turang kali pertama berlangsung di Istana Negara, di hadapan Presiden Soekarno. Pada tahun 1960, Turang meraih predikat film terbaik dalam Pekan Apresiasi Film Nasional, yang merupakan cikal bakal Festival Film Indonesia (FFI).
Bagi Bunga, menemukan Turang kembali pada 2023 bertepatan dengan situasi genting dunia. Ia mencontohkan situasi yang terjadi di Palestina saat ini.