“Jadi tuh kayak rasanya aku pas SMP bisa buat temen gampang, tapi aku pas nyampe SMA sana kayak mau bertemen aja orang udah kayak ada stereotype ke aku kayak apa, udah ada label gitu kak, kayak ‘oh anak inter yang pake hijab itu ya’ dan aku belum ngapa-ngapain udah ada asumsi,” ujar Xaviera.
Sulit berteman membuat Xaviera tidak patah semangat dalam belajar. Di samping itu, ia memiliki tanggung jawab menjadi reresentasi wania berhijab di Korea.
Dengan kerja keras dan keyakinannya, peserta Clash of Champions tersebut berhasil membuktikan diri dengan prestasi dan pencapaiannya.
Dari sana, ia kemudian berhasil mengubah pandangan orang terhadapnya.
“Aku kan masih 15 tahun ya kak, rasanya kayak aku harus ngerepresentasiin orang-orang yang berhijab. Tapi alhamdulillah sih pas aku tahun kedua akhirnya aku kayak pengen prove them wrong,” tutrnya.
BACA JUGA: Suguhkan Berbagai Jenis Karya Seni Unik, Mahasiswa S3 Unnes Gelar Pameran Data Disertasi
Menariknya, saking beratnya situasi yang ia hadapi saat itu membuat Xaviera merasa down. Namun, ia mengingat tujuan baiknya sehingga mampu mengembalikan motivasi dirinya.
“Sempat down,tapi kayaknya pas ada momen aku menyerah apa enggak, aku balik lagi ke tujuan aku,” (*)