SEMARANG, beritajateng.tv – Akademisi Teknik Sipil Soegijapranata Catholic University, Djoko Setijowarno menyebut, kecelakaan maut KM 58 Tol Jakarta – Cikampek harus menjadi momentum menertibkan angkutan gelap.
Ia menilai, angkutan travel gelap eksis lantaran minimnya angkutan umum yang melayani penumpang hingga depan rumahnya. Sehingga, kata Djoko, tugas pemerintah saat ini ialah mengevaluasi angkutan pedesaan.
“Yang masih belum baik angkutan pedesaan, angkutan di daerah-daerah. Maka muncul travel gelap, karena angkutan pedesaan buruk,” katanya saat beritajateng.tv hubungi, Rabu, 24 April 2024.
Adapun travel gelap merupakan alat transportasi yang beroperasi tidak semestinya. Misalnya penggunaan alat transportasi milik pribadi sebagai alat transportasi umum.
Djoko pun mencontohkan sejumlah daerah di Jateng telah memiliki layanan angkutan pedesaan yang sudah mumpuni. Yaitu Trans Jateng, Trans Semarang, hingga Batik Solo Trans (BST).
Menurutnya, masa-masa setelah musim Lebaran usai inilah yang bisa menjadi masa pembenahan. Harapannya, nanti masyarakat akan menjadi terbiasa dan menyesuaikan di musim mudik 2025 nanti.
“Harus ada ketegasan dari aparat dan pemerintah untuk menertibkan angkutan gelap ini. Bukan hanya penindakan hukum, tetapi juga menyelesaikan sampai ke akar masalahnya,” tambahnya.
BACA JUGA: Terperosok ke Parit, Begini Kronologi Kecelakaan Mobil Tabrak 5 Motor di Bawen Semarang
Djoko yang juga Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat itu pun menuturkan terdapat beberapa hal yang sisi diperhatikan dalam menyelesaikan masalah tersebut.