Nuansa di sini, kata dia, lebih mengarah ke bagaimana mencipta latar dan sebagainya, pula bagaimana menciptakan latar belakang masalah dengan solusinya.
“Mengapa constructive journalism buat media? Media punya tanggung jawab tidak hanya menyampaikan sesuatu tapi juga solusinya memfasilitas keterlibatan publik. Tapi perlu pahami, solusi di sini bukan yang si jurnalisnya, si medianya buat, bukan. Tapi, ada proses yang menemukan solusi. Ini yang ada kaitannya percakapan demokratis yang melibatkan keterlibatan publik,” ungkapnya.
Proses menyusun berita dengan asas jurnalisme tersebut tak hanya terbatas pada 5 W, tetapi juga apa dan bagaimana.
“Kemudian wawancara ada yang bergeser dari cara menuduh, jadi penasaran, dan kemudian berfikir dengan gaya terbuka. Lalu jurnalismenya dari yang dramatis kemudian kritis, kemudian berubah menjadi penasaran,” kata Eva.
Jurnalisme konstruktif dapat memfasilitasi komunikasi jurnalis dengan pembaca atau audiens untuk bersama mencari solusi terhadap masalah dan menyebarkan informasi tersebut. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi