“Kita butuh sapi sekitar 30 ribu ekor, sapi dara bunting. Kalau ini nunggu hasil kawin sapi alam, ini bakal lama. Tidak akan terjadi penutupan produksi yang kemarin. Sebelum wabah saja bisa 130 ton per hari, sekarang tinggal 85 ton per hari. 35 persen anjlok, ini dialami seluruh peternak se-Indonesia,” tandasnya.
“Makanya saya sebutkan impornya semakin besar. Sedangkan pabrik susu di Indonesia semakin berkembang. Malaysia saja sudah 30 liter per tahun, per orang. Di kita masih 15 liter. Potensi sapi kita terbatas, sekitar 500 ribu ekor. Sedangkan di luar negeri ada jutaan,” sambungnya.
BACA JUGA: Kopi Susu Bu Lurah Semarang, Tempat Nongkrong Kece ala Milenial dan Gen Z
Tak lupa, ia menyampaikan harapannya agar permasalahan susu perah ini bisa lekas beres. Musababnya, nutrisi yang tercukupi sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia (SDM) pada suatu negara.
“Setiap orang pasti minum susu, baru lahir minum susu, ibu selanjutnya ya dari susu sapi ini. Kita harus meniru bangsa yang sudah maju dengan pemenuhan nutrisi itu,” pungkas Sulistiyanto. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi