PASURUAN, beritajateng.tv – Bergizi tinggi dan berperan penting bagi kesehatan tubuh, gerakan minum susu selalu digencarkan oleh berbagai pihak, tak terkecuali Ketua Umum (Ketum) Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan, Sulistiyanto.
Memimpin koperasi peternak sapi perah yang telah berdiri sekitar 50 tahun silam, sosok Sulistiyanto menyayangkan Indonesia yang masih ketergantungan susu dari luar negeri.
“Susu adalah bahan pangan dari masih bayi sampai orang tua. Oleh karena itu, saat ini saya sampaikan susu kita itu ketergantungan dengan pihak luar negeri. Sekarang aja sekitar 85 persen masih impor, ya. Beberapa tahun lalu masih 80 persen,” tuturnya kepada beritajateng.tv saat ditemui di KPSP Setia Kawan, Kabupaten Pasuruan, Kamis sore, 20 Juli 2023.
BACA JUGA: Simbol Ekonomi Kerakyatan, KSPS Setia Kawan Rangkul Peternak Sapi Hasilkan SHU Rp 3 Miliar
Wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang sempat melanda baginya bisa-bisa menambah angka ketergantungan susu terhadap luar negeri jika Pemerintah tak menyelesaikan secara baik.
“Kalau sapi kita yang kemarin mati tapi tidak ada pengganti. Kemudian sapi sakit yang sembuh tapi tidak ada recovery secepat ini maka kita akan ketinggalan. Jadi sekarang 85 persen, nanti tahun depan bisa 90 persen impor, lama-lama kita bisa gak ada ketahanan pangan khusunya bidang susu,” tegasnya.
“Saya khawatir terjadi kelangkaan susu di Indonesia. Mari kita tekan dan beri motivasi bahkan kami sudah usulkan kepada pihak lain, terutama Pemerintah, agar mengganti sapi yang kemarin mati dan menambahkan sapi yang kemarin ada,” sambung Sulistiyanto.
Butuh 30 ribu sapi untuk pulihkan produksi susu perah dari dampak wabah PMK
PMK sangat berdampak pada produksi susu sapi, termasuk yang KPSP Setia Kawan peroleh. Sementara itu, ia menilai industri susu di Indonesia semakin berkembang. Sehingga sapi pengganti baginya sangat penting untuk tak lagi bergantung pada impor luar negeri.