SEMARANG, beritajateng.tv – Kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Jawa Tengah ditargetkan tembus 4 juta jiwa selama libur panjang sekolah 2024.
Selain tempat wisata atau wahana, desa wisata bisa menjadi alternatif selama libur panjang.
Terlebih, Jawa Tengah disebut memiliki sekitar 700 desa wisata yang tersebar di 35 kabupaten/kota.
Angka itu tersampaikan oleh Sekretaris Dinas Pariwisata dan Olahraga (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Syurya Deta Syafrie saat beritajateng.tv temui langsung di kantornya, Senin 1 Juli 2024.
Kendati telah miliki sekitar 700 desa wisata, namun kata Deta, hanya ada beberapa yang sudah berdiri sebagai desa wisata mandiri.
“Kemarin ada Forum Desa Wisata di Sikasur. Di sana, kita berharap ada rintisan, pengembangan, dan desa wisata yang benar-benar mandiri. Diharapkan desa wisata tidak hanya mengandalkan pemerintah, tapi bisa menggandeng CSR,” ujar Deta.
BACA JUGA: Rekomendasi Wisata di Sragen Jawa Tengah 2024, Nomor 3 Bagian dari Cagar Budaya
Bahkan, menurut pengakuannya, ada desa wisata yang terbengkalai. Namun, Deta tak menyebutkan secara spesifik berapa jumlah desa wisata yang terurus di Jawa Tengah.
Ia memastikan jumlah desa wisata yang terbengkalai di Jawa Tengah tak mencapai 30 persen dari 700.
“Desa wisata terbengkalai ada, tapi kan kami berharap agar desa wisata ini bisa berkembang dan mandiri. Tidak bisa berdiri sendiri, semua pihak harus masuk di sana,“ tegas Deta.
Desa Bugisan dan Desa Kandri, alternatif wisata liburan sekolah
Deta tak ingin desa wisata berakhir hanya menjual tiket masuk saja. Besar harapannya agar desa wisata di Jawa Tengah mampu menawarkan paket wisata.
“Maka dari itu, desa wisata kita harapkan bisa punya atraksi, seperti apa? Atraksi alam dan budaya misalnya,” tutur Deta.
Salah satu yang ia contohkan adalah Desa Wisata Bugisan yang berlokasi di Klaten. Bugisan terklasifikasi sebagai desa wisata maju.
Adapun Desa Bugisan menjadi desa wisata sejak tahun 2016. Salah satu event tahunan yang dimiliki oleh Desa Bugisan ialah Festival Candi Kembar.