“Adminya cuma satu, itu pun komunikasi lewat WhatsApp. Sudah itu balasnya lama sekali. Investor merasa seperti dipermainkan. Padahal kebanyakan yang masuk memang investator receh, kasihan mereka benar-benar butuh uang, mau investasi berharap ada imbal hasil bagus tapi malah nyangkut lama,” imbuhnya.
“Kalau bisa dijual tidak apa-apa. Ini saham bisa dibeli tapi tidak bisa dijual. Mau jual tidak ada yang beli. Buang-buang waktu sejak akhir 2020. Mending beli kripto rugi bisa dijual, likuiditas tinggi,” sambungnya.
Dia menambahkan dana buy back dari PT ASPAL POLIMER EMULSINDO sudah hampir dua pekan sejak tanggal 10 Mei 2022 tak kunjung masuk ke wallet. Padahal dari penerbit perusahaan mereka sudah melakukan buy back.
“Masalah berulang setiap secondary market. Ada beberapa penerbit yang tidak lagi memberikan laporan keuangan. Seperti tidak ada tindakan tegas dari penyelenggara ke penerbit-penerbit nakal,” tutup investor lainnnya, Yudi Aswandi. (Ak/El)