Scroll Untuk Baca Artikel
Pendidikan

Jago Pemrograman, Inilah Devan Daniel, Siswa ‘Gifted’ Asal Semarang yang Kuasai Python Sejak SMP

×

Jago Pemrograman, Inilah Devan Daniel, Siswa ‘Gifted’ Asal Semarang yang Kuasai Python Sejak SMP

Sebarkan artikel ini
Devan Daniel
Devan Daniel Nainggolan, siswa PKBM Eagle School menunjukkan website ciptaannya. (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tvPython atau bahasa pemrograman tingkat tinggi umumnya yang mampu menguasai ialah mahasiswa jurusan Teknik Informatika. Meski kini mulai banyak jadi bahan pelajaran di tingkat sekolah menengah atas (SMA), tetapi masih sedikit siswa yang benar-benar mendalaminya.

Namun bagi Devan Daniel Nainggolan, semua angka dan perhitungan rumit pada Python sudah menarik perhatiannya sejak awal duduk di bangku SMP. Di usianya yang kini baru 15 tahun, ia telah membuat lebih dari 10 program website internet.

“Tahu coding kelas 6 akhir. Terus kelas 7 mulai belajar Python, kadang belajar sama kakak, kadang cari sendiri di intenet,” kata Devan saat beritajateng.tv temui di sekolahnya, PKBM Eagle Shool, Kamis, 22 Februari 2024.

Sondang Elisabeth, ibunda Devan, sebenarnya telah membaca tanda-tanda bahwa Devan sedikit berbeda dari anak sepantarannya sejak usia dini. Saat anak seusianya suka bermain mobil-mobilan dan melihat kartun, Devan malah lebih suka menghapal angka romawi.

Namun, di sisi lain, Sondang juga merasakan bahwa Devan memiliki kendala pada cara komunikasi dan ekspresi diri. Sempat diduga speech delay (keterlambatan bicara) dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), namun ahli terakhir menyebut bahwa Devan adalah seorang Gifted (Anak yang Berbakat).

BACA JUGA: Hebat, Siswa SMAN 14 Semarang Pamerkan Karya Teknologi Tinggi, Ada Pendeteksi Kesuburan Tanah!

“Dia umur 4 tahun sudah bisa penjumlahan dua digit. Akhirnya saya ikutkan lomba-lomba di mall-mall. Awalnya biar dia berani tampil, tapi saya terkejut dia suka dan sekarang lari ke programming komputer,” sambung Sondang.

Memasuki usia pendidikan, tak mudah bagi Devan untuk melewati masa-masa sekolah dasar (SD). Waktu itu, Sondang tak begitu tahu banyak informasi sehingga terpaksa menyekolahkan Devan di sekolah formal.

Sayangnya, Devan malah menjadi korban perundungan oleh teman-teman sekelasnya. Begitu lulus dari SD, Sondang langsung menyekolahkan Devan ke PKBM Eagle School.

Tinggalkan Balasan